JAKARTA, iNews.id - Inilah fakta tambang batu safir di Madagaskar yang menarik untuk diulas. Batu safir Madagaskar pertama kali ditemukan pada tahun 1990-an yang kemudian menyebabkan perburuan batu safir oleh puluhan ribu orang.
Madagaskar telah menjadi salah satu produsen permata berwarna terkemuka di Afrika sejak pertama kali ditemukan di pulau itu pada 1990-an, mengekspor 16,5 juta safir, rubi, dan zamrud pada 2015, menurut database perdagangan MIT.
Perdagangan batu mulia di seluruh dunia pun telah membuktikan betapa safir dari Madagaskar memiliki kualitas yang amat bagus, besar dan sangat jernih.
Selengkapnya, simak informasi yang telah iNews.id rangkum tentang tambang batu safir di Madagaskar berikut ini.
Safir merupakan batu mulia yang pertama kali ditemukan di daerah Ilakaka, Madagaskar pada 1998. Setelah penemuan tersebut, gelombang pendatang baru membanjiri negara kepulauan ini, terutama di daerah Ilakaka yang berada di selatan Madagaskar.
Batu permata yang ditemukan di wilayah selatan Madagaskar berasal dari metamorf dan cenderung berwarna biru murni. Sejak tahun 2005, Madagaskar mengalami penurunan dalam industri safir mereka karena pemerintah memberlakukan larangan sementara untuk mengekspor safir.
Sejak itu, pemerintah telah mencoba banyak jalur regulasi untuk memastikan bahwa sumber daya negara dan rakyat dikelola dan dilindungi.
Gelombang kedua penambangan batu safir di negara ini terjadi pada tahun 2016, ketika deposit batu safir yang lebih besar ditemukan di daerah keanekaragaman hayati yang dikenal sebagai Koridor Ankeniheny-Zahamena.
Lebih dari 100 batu permata dengan berat lebih dari 50 karat ditemukan dalam waktu enam bulan dari gelombang kedua tersebut.
Sayangnya, serbuan penambang ke lokasi yang dilindungi tersebut berdampak buruk pada lingkungan.