GAZA, iNews.id - Rasa syukur dan haru mewarnai suasana di Jalur Gaza, Kamis (9/10/2025) pagi. Setelah dua tahun penuh darah dan penderitaan, warga akhirnya bisa menarik napas lega menyusul tercapainya gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Di Khan Younis, Gaza Selatan, ratusan warga turun ke jalan. Mereka bersorak, saling berpelukan, dan melantunkan takbir menyambut berakhirnya perang panjang yang telah merenggut ribuan nyawa.
“Alhamdulillah atas gencatan senjata ini, akhir dari pertumpahan darah dan pembunuhan. Seluruh Gaza berbahagia,” ujar Abdul Majeed Abd Rabbo, warga Khan Younis, kepada Al Jazeera.
Ungkapan senada disampaikan Khaled Shaat, warga lain yang menyebut momen ini sebagai “peristiwa bersejarah yang telah lama ditunggu rakyat Palestina.”
Momen Lega Setelah 2 Tahun Neraka
Selama dua tahun terakhir, Jalur Gaza menjadi saksi salah satu babak paling kelam dalam sejarah konflik Palestina-Israel. Ratusan ribu warga kehilangan rumah, ribuan anak-anak menjadi yatim, dan banyak keluarga tercerai-berai akibat serangan udara yang tak henti-henti.
Kini, dengan adanya gencatan senjata, warga Gaza berharap penderitaan itu benar-benar berakhir. “Ini adalah momen yang melegakan. Wajah-wajah lelah kini mulai tersenyum,” kata jurnalis Al Jazeera, Hani Mahmoud, menggambarkan suasana di lapangan.
Bagi banyak keluarga, kabar gencatan senjata juga berarti bantuan kemanusiaan akan segera kembali masuk, membuka harapan baru untuk kehidupan yang lebih layak.
Kota Gaza Masih Dihantui Ketegangan
Namun suasana tak sepenuhnya tenang. Di Kota Gaza, terutama di wilayah barat dan utara, terdengar masih ada dentuman pada Kamis dini hari, serangan udara terakhir yang dilancarkan pasukan Israel sesaat sebelum gencatan senjata berlaku.
Kota yang menjadi pusat pertempuran itu kini tampak hancur, banyak bangunan runtuh dan jalan-jalan dipenuhi puing. Meski demikian, warga tetap menatap masa depan dengan penuh doa. “Kami lelah berperang. Kami hanya ingin hidup damai,” ujar seorang warga setempat.