BRASILIA, iNews.id - Honduras tampaknya mengikuti jejak Brasil yang akan memindahkan kantor kedutaan besar (kedubes) di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pada Selasa (1/1/2019), Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez berbincang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo di sela pelantikan Presiden Brasil Jair Bolsonaro di Brasilia.
"Disepakati untuk memperkuat hubungan politik dan menggordinasikan kerja sama untuk pembangunan di Honduras. Mereka juga sepakat untuk mengejar rencana aksi, mencakup pertemuan di tiga ibu kota masing-masing, untuk memajukan keputusan membuka kedutaan besar di Tegucigalpa dan Yerusalem," bunyi pernyataan bersama, dikutip dari AFP, Rabu (2/1/2019).
Brasil, di bawah presiden yang baru, lebih dulu menyatakan akan memindahkan kedubesnya ke Yerusalem setelah pelantikan. Bolsonaro diketahui punya hubungan dekat dengan Netanyahu.
Ini bertentangan dengan sikap presiden sebelumnya, Michel Temer, yang menolak pemindahan kedubes. Memindahkan kedubes dari Tel Aviv berarti mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Langkah yang bertentangan dengan hukum internasional yakni resolusi PBB. Status Yerusalem seharusnya diputuskan oleh Israel dan Palestina di meja perundingan, bukan melalui pengakuan sepihak dari negara lain.
Hingga kini, Palestina masih menyebut Yerusalem sebagai ibu kota masa depannya. Pengakuan yang sama disampaikan Israel.
Isu soal pemindahan kedubes mengemuka setelah Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017, disusul pemindahan kedubes ke Yerusalem pada Mei 2018.