Ikuti Langkah Uni Eropa dan AS, Australia Juga Depak 2 Diplomat Rusia

Nathania Riris Michico
PM Australia Malcolm Turnbull. (Foto: AFP)

SYDNEY, iNews.id - Mengikuti langkah Amerika Serikat (AS) dan sekutu Inggris lainnya, Australia mengusir dua diplomat Rusia, Selasa (27/3/2018). Tindakan ini dilakukan sebagai tanggapan atas upaya pembunuhan menggunakan senjata kimia pelumpuh saraf terhadap agen ganda Sergei Skripal di Salisbury, Inggris.

Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengatakan, dua diplomat yang diusir merupakan perwira intelijen yang tidak diakui. Australia memberi waktu 7 hari bagi mereka untuk meninggalkan Australia.

"Keputusan ini menggambarkan karakter mengejutkan dari serangan itu, penggunaan senjata kimia pertama di Eropa sejak Perang Dunia II, melibatkan zat yang sangat mematikan di kawasan berpenduduk, membahayakan banyak anggota masyarakat lainnya," kata Turnbull, seperti dilansir AFP.

Dia menyebut keputusan itu mengikuti saran dari Inggris, bahwa substansi yang digunakan dalam serangan 4 Maret terhadap Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, merupakan zat kimia kelas militer dari jenis yang dikembangkan oleh Rusia.

Serangan itu merupakan bagian dari perilaku nekat dan disengaja Rusia, yang menjadi ancaman untuk keamanan internasional.

"Serangan seperti itu tidak dapat ditoleransi oleh negara berdaulat," kata dia, menegaskan.

"Kami sangat mendukung agar Rusia mengungkap sepenuhnya program senjata kimia sesuai dengan hukum internasional," ujar Turnbull, menambahkan.

Tanggapan Australia ini mengikuti jejak AS yang telah lebih dulu mendepak 60 mata-mata dan diplomat Rusia.

Kanada, Ukraina, Albania, dan sebagian besar negara Uni Eropa juga mengikuti langkah tersebut, namun dengan jumlah lebih sedikit. Pengusiran massal ini dilakukan setelah Inggris mendesak sekutu menanggapi serangan mematikan tersebut.

Rusia berulang kali membantah berada di balik percobaan pembunuhan Skripal. Skripal dan putrinya saat ini masih dalam kondisi kritis dan diduga akan mengalami kerusakan otak permanen.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
1 hari lalu

Rusia, China, dan Amerika Berlomba Pergi ke Bulan, Apa yang Dicari?

Internasional
2 hari lalu

Rusia Ingin Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir di Bulan, untuk Apa?

Internasional
2 hari lalu

Wow, Rusia Akan Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Bulan

Internasional
3 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap di Inggris saat Demo Pro-Palestina, Dijerat UU Terorisme

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal