TOKYO, iNews.id – Jepang menentang operasi militer skala penuh Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza Selatan. Pemerintah negeri samurai itu pun menyerukan gencatan senjata segera di wilayah kantong Palestina itu.
“Kami keberatan dengan seluruh aktivitas militer (Israel) di Rafah. Hal ini sangat penting untuk menjaga keberlanjutan situasi demi tujuan kemanusiaan,” kata Menteri Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, pada konferensi pers rutin di Tokyo, Senin (13/5/2024).
“Kami mendesak gencatan senjata segera dan kami berharap gencatan senjata itu berlanjut untuk waktu yang lama,” ujarnya.
Jepang telah menyatakan keprihatinannya mengenai kondisi Rafah kepada Pemerintah Israel. Tokyo pun mendesak negara Yahudi itu untuk melakukan kegiatan diplomatik dengan cara yang penuh kesabaran dan dialog aktif.
Pekan lalu, tentara Israel memulai operasi militer di bagian timur Kota Rafah di Gaza Selatan dan menguasai pos perbatasn Rafah dengan Mesir yang berada di sisi Palestina. Pihak berwenang Israel berdalih, operasi tersebut bertujuan untuk melenyapkan sisa batalion pejuang Hamas di Jalur Gaza.
Pada Jumat (10/5/2024) lalu, media Israel melaporkan bahwa kabinet perang PM Benjamin Netanyahu telah menyetujui perluasan operasi militer darat zionis di Rafah. Operasi itu terjadi di tengah negosiasi rumit antara Hamas dan Israel.
Hamas menuntut gencatan senjata total dan penarikan pasukan Israel dari daerah kantong tersebut. Israel mengatakan pihaknya siap melakukan gencatan senjata sementara, namun masih berencana untuk mencapai semua tujuan militernya, termasuk penghapusan potensi militer dan politik Hamas di sana.