WASHINGTON DC, iNews.id – Presiden AS Joe Biden berbicara lewat telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (7/11/2023). Dalam kesempatan itu, dia mendesak Tel Aviv untuk menyetujui gencatan senjata selama tiga hari di Gaza.
Menurut Biden, gencatan senjata sementara itu bertujuan untuk memfasilitasi kemungkinan pembebasan beberapa tawanan yang ditahan oleh para pejuang Hamas di Gaza.
Laman berita Axios melaporkan, Amerika Serikat, Israel, Qatar, dan Hamas sedang mendiskusikan usulan tersebut. Harapannya, Hamas bakal membebaskan 10-15 tawanan selama masa jeda perang tersebut. Kelompok pejuang Palestina itu juga berkesempatan untuk memverifikasi identitas para tawanan lain dan memberikan daftar nama orang-orang yang berada dalam penahanannya.
Akan tetapi, Netanyahu menyampaikan keraguannya mengenai niat dan kesediaan Hamas untuk terlibat dalam perundingan terkait nasib para tawanan itu, kata Axios.
Selain itu, Netanyahu juga menyampaikan kekhawatiran tentang kemungkinan hilangnya dukungan internasional terhadap operasi Israel yang sedang berlangsung jika gencatan senjata tiga hari terjadi.
Pada 7 Oktober, Hamas melancarkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel dari Jalur Gaza. Sekitar 1.400 orang Israel tewas dalam operasi yang disebut “Banjir al-Aqsa” tersebut. Sementara lebih dari 200 orang lainnya ditawan Hamas. Israel lantas meluncurkan serangan balasan sejak hari itu.
Pada 27 Oktober, Israel melancarkan serangan darat besar-besaran ke Gaza dengan tujuan melenyapkan Hamas dan menyelamatkan para tawanan. Lebih dari 10.000 warga sipil di Gaza tewas akibat tindakan militer zionis yang membabi buta.