SYDNEY, iNews.id - Seorang bocah laki-laki yang mengalami autis tewas tertabrak kereta di wilayah bagian selatan Sydney, Australia. Bocah berusia 11 tahun itu tewas setelah melarikan diri dari fasilitas perawatan di Oatley pada pukul 19.00, Minggu 22 April.
Saat kejadian, penyedia layanan perawatan disabilitas, Civic Disability Services Limited, melapor ke pihak berwajib. Polisi segera membentuk tim khusus dan menggunakan anjing pelacak untuk mencari bocah itu.
Namun sayang, tubuh bocah itu ditemukan di stasiun kereta Oatley dua jam kemudian. Polisi mengonfirmasi bocah yang tidak dapat berbicara itu ditabrak kereta api.
Sementara itu, Civic Disability Services mengonfirmasi anak tersebut berasal dari fasilitas akomodasi jangka pendek untuk anak-anak dan remaja.
"Ini adalah insiden tragis dan menyedihkan dan kami menyampaikan simpati dari hari terdalam kami bagi keluarga anak itu. Layanan konseling dan bantuan telah tersedia bagi staf kami dan orang lain yang terpengaruh," kata CEO, Civic Annie Doyle, seperti dilansir Australia Plus ABC, Senin (23/4/2018).
Sydney Friendship Circle, kelompok dukungan bagi keluarga dengan anak-anak berkebutuhan khusus, menyampaikan penghormatan bagi anak tersebut di dunia sosial.
"Hari ini dunia kehilangan malaikat yang indah. Ketika kami mencoba untuk memproses kehilangan yang luar biasa ini, hidupmu yang indah akan muncul di depan kami. Kami akan merindukan senyuman jahilmu, sukacita di matamu, rasa ingin tahumu tentang makhluk terkecil dan semangatmu untuk hidup. Kami akan sangat merindukanmu," demikian isi pernyataan itu.
Tak hanya itu, Menteri Perhubungan New South Wales Andrew Constance juga mengungkapkan simpati pada keluarga dan menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam.
"Ini merupakan keadaan tragis bagi komunitas lokal dan semua yang terlibat, termasuk staf kami di Sydney Trains. Investigasi sedang berlangsung mengenai situasi di sekitar wilayah lokasi kejadian, dan polisi memohon kepada siapa pun yang memiliki informasi untuk menghubungi St George Police atau Crime Stoppers," kata Constance, dalam sebuah pernyataan.