NEW YORK, iNews.id - Kematian akibat overdosis obat di Amerika Serikat (AS) mencapai rekor selama masa penguncian atau lockdown. Jumlahnya meningkat sekitar 28,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Pusat Statistik Kesehatan Nasional CDC melaporkan ada sekitar 100.306 kematian akibat overdosis terhitung sejak Mei 2020-April 2021. Padahal, selama peridode yang sama tahun sebelumnya, jumlahnya mencapai 78.056 kasus.
Negara bagian di AS memberlakukan pembatasan mulai Maret 2020 untuk mencegah penyebaran virus Corona. Namun pelonggaran dilakukan beberapa bulan setelahnya.
Para korban diyakini mengalami kesulitan beradaptasi dengan kondisi tersebut. Para ahli menilai, masa isolasi yang lama, anggota keluarga dan teman-teman meninggal karena Covid-19, kehilangan pekerjaan dan kesulitan keuangan menjadi faktor utama di balik penggunaan narkoba yang lebih tinggi.
Opioid dan obat palsu termasuk heroin, fentanyl dan oxycodone yang diresepkan sebagai obat penghilang rasa sakit, telah menyebabkan kematian lebih dari 470.000 orang di AS sejak tahun 2000.
Presiden Biden mengatakan pemerintahannya berkomitmen untuk mengatasi kecanduan dan mengakhiri epidemi overdosis. Hampir 4 miliar dolar AS dihabiskan melalui American Rescue Plan untuk memperluas layanan untuk gangguan penggunaan narkoba dan kesehatan mental.
"Kami bekerja untuk membuat cakupan kesehatan lebih mudah diakses dan terjangkau untuk semua orang Amerika, sehingga lebih banyak orang yang membutuhkan perawatan bisa mendapatkannya," katanya.