MADRID, iNews.id - Konsulat Jenderal Spanyol di Yerusalem dipastikan terus beroperasi, meski Pemerintah Israel telah melarang misi diplomatik itu memberikan layanan bagi warga Palestina di Tepi Barat sejak 1 Juni lalu. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares.
“Konsulat berfungsi normal sepanjang minggu ini,” kata Albares saat konferensi pers, Kamis (6/6/2024).
Ketika ditanya wartawan apakah pihaknya akan mengambil tindakan balasan dengan cara yang sama jika Israel berani menutup konsulat Spanyol, dia mengatakan Madrid akan terus mematuhi secara ketat apa yang ditentukan dalam Konvensi Wina. Menurut dia, ini menjadi persyaratan bagi semua negara dalam menjalin hubungan diplomatik dengan pihak mana pun.
Sang menteri juga mengingatkan "status sangat istimewa" Konsulat Spanyol di Yerusalem, yang didirikan pada 1953 dengan tugas utama melayani dan menerima peziarah Kristen yang tiba di Tanah Suci itu. Terlebih lagi, katanya, ketika Madrid menjalin hubungan diplomatik dengan negara Yahudi tersebut pada 1986, Israel berjanji untuk menghormati status bersejarah ini.
Hubungan antara Israel dan Spanyol telah memburuk secara signifikan sejak eskalasi konflik di Gaza. Pada 27 Mei, Kementerian Luar Negeri Israel, sebagai tanggapan atas keputusan Spanyol untuk mengakui Negara Palestina dan sejumlah pernyataan anti-Israel dari para pejabat di Madrid, mengeluarkan nota diplomatik yang memerintahkan konsulat Spanyol di Yerusalem untuk berhenti memberikan layanan kepada warga Palestina dari wilayah Palestina. Tepi Barat per 1 Juni. Setelah itu, Spanyol mengirimkan pesan lisan ke Israel yang menolak tuduhan terhadap Madrid.
Sebelumnya, Albares mengatakan Pemerintah Spanyol berencana untuk bergabung dengan gugatan yang diajukan Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional terhadap Israel sehubungan dengan tindakan genosida zionis di Jalur Gaza.