SEOUL, iNews.id - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol mengatakan Seoul masih mempertimbangkan untuk memberikan bantuan senjata mematikan ke Kiev. Namun yang pasti, dia juga menyebut invasi Rusia merupakan pelanggaran hukum internasional dan hak-hak warga Ukraina.
Hal itu disampaikan Yoon dalam pidatonya di Kennedy School, Universitas Harvard Jumat (28/4/2023). Itu merupakan pada hari kelima kunjungan kenegaraan Yoon untuk memperingati 70 tahun aliansi AS-Korsel.
Yoon juga mengatakan, dunia harus memastikan invasi Rusia ke Ukraina tidak berhasil.
"Kita harus membuktikan bahwa upaya seperti itu tidak akan pernah berhasil. Terkait bantuan snejata mematikan, kami memantau dengan cermat situasi yang terjadi di medan perang di Ukraina dan akan mengambil tindakan yang tepat untuk menegakkan norma dan hukum internasional," katanya.
Pada hari Rabu (26/4/2023), Yoon bertemu dengan Presiden AS, Joe Biden di Gedung Putih. AS berjanji untuk memberi Korsel lebih banyak wawasan tentang perencanaan nuklirnya atas konflik apa pun dengan Korea Utara (Korut), di tengah kecemasan atas persenjataan rudal dan bom Pyongyang yang terus meningkat. Keduanya juga membahas situasi di Ukraina.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters minggu lalu, Yoon mengatakan, Seoul mungkin akan memperluas dukungannya untuk Ukraina di luar bantuan kemanusiaan dan ekonomi jika terjadi serangan sipil skala besar. Itu menandakan, ada perubahan pendirian Seoul yakni mempersenjatai Ukraina untuk pertama kalinya.