BEIJING, iNews.id – Kota Terlarang China akan dibuka kembali pada Jumat (1/5/2020), setelah tiga bulan ditutup karena wabah virus corona (Covid-19). Keputusan ini sekaligus menjadi isyarat terbaru bahwa negara komunis itu telah berhasil mengendalikan penyakit yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei itu.
Kota Terlarang, kompleks Istana Kekaisaran China di masa lampau yang terletak di seberang Lapangan Tiananmen itu, ditutup untuk umum pada 25 Januari lalu. Penutupan kawasan bersejarah itu bersamaan dengan langkah pihak berwenang negeri tirai bambu menutup tempat-tempat wisata di seluruh China dan mengambil kebijakan ekstrem untuk menahan laju wabah virus corona, termasuk memberlakukan karantina wilayah (lockdown) seluruh provinsi.
Museum Istana China selaku pengelola Kota Terlarang, pada Rabu (29/4/2020) ini mengumumkan akan membuka kembali kawasan wisata budaya yang termasyhur itu mulai 1 Mei. Namun, kunjungan dibatasi hanya 5.000 orang per hari. Sebelum pandemi Covid-19, Kota Terlarang bisa menyedot lebih dari 80.000 pengunjung per hari.
Pihak berwenang di China telah menerapkan protokol kesehatan untuk mengurangi risiko infeksi di kawasan bersejarah yang masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO itu. Setiap pengunjung harus mengenakan masker dan menunjukkan kode kesehatan pada aplikasi khusus di ponsel untuk memastikan mereka tidak berisiko terinfeksi sebelum masuk ke tempat wisata itu.
Suhu tubuh setiap pengunjung juga akan dicek di pintu masuk Kota Terlarang. Siapa pun yang batuk atau menunjukkan gejala demam, akan dilarang masuk ke kawasan itu. Para pengunjung harus menjaga jarak minimal satu meter antara satu sama lain.
Setengah jam setelah pengumuman oleh pihak pengelola, sekitar 2.500 karcis masuk Kota Terlarang untuk Tanggal 1 Mei 2020 telah terjual, menurut situs web tiket wisata itu.
Pemerintah China telah mencabut pembatasan sosial seiring merosotnya jumlah kasus infeksi Covid-19 dalam negeri dan tidak adanya kasus kematian baru akibat virus itu yang dilaporkan dalam dua pekan terakhir. China juga menurunkan peringatan daruratnya dari tingkat tertinggi dan mencabut persyaratan karantina yang ketat bagi wisatawan domestik dari daerah-daerah “berisiko rendah” Covid-19.