JAKARTA, iNews.id - Negara Cekoslowakia berdiri pada akhir Perang Dunia I, Oktober 1918. Negara itu kemudian terpecah menjadi Ceko dan Slowakia pada 1993.
Cekoslowakia telah mengalami banyak perubahan politik dan ekonomi sepanjang sejarahnya, termasuk pendudukan Nazi, pemerintahan komunis, dan transisi menuju demokrasi. Pada tahun 1989 terjadi Revolusi Velvet, sebuah gerakan massa yang menuntut reformasi politik dan sosial di Cekoslowakia.
Revolusi ini berhasil menggulingkan pemerintahan komunis dan mengangkat Vaclav Havel sebagai presiden baru. Namun Revolusi Velvet juga memunculkan perbedaan aspirasi dan kepentingan antara dua negara utama Cekoslowakia, Cekoslowakia dan Slovakia.
Ceko lebih menyukai sistem pasar bebas dan integrasi dengan Eropa Barat, sedangkan Slowakia lebih menyukai otonomi dan perlindungan ekonomi.
Perpecahan antara Ceko dan Slowakia semakin melebar karena kesenjangan ekonomi, budaya dan bahasa antara kedua wilayah tersebut. Republik Ceko memiliki PDB yang lebih tinggi, industri yang lebih maju, dan populasi yang lebih besar dibandingkan Slowakia.
Pada tahun 1992, terjadi negosiasi antara dua pemimpin politik utama, Vaclav Klaus dari Republik Ceko dan Vladimir Meciar dari Slowakia. Mereka gagal mencapai kesepakatan mengenai bentuk federasi yang diinginkan kedua belah pihak. Akhirnya mereka memutuskan untuk membagi Cekoslowakia menjadi dua negara merdeka, Republik Ceko dan Republik Slowakia.