MINA, iNews.id - Jemaah haji menjalankan lempar jumrah di Mina, Jumat (31/7/2020) waktu setempat. Prosesi lempar jumrah tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, sebab batu kerikil yang dipakai terbilang steril.
Lempar jumrah pada pelaksanaan haji sebelumnya kerap menimbulkan korban luka, selain kerumunan besar jemaah berdesakan berebut untuk melempar tiga pilar batu atau jamarat yang diibaratkan sebagai perang melawan setan, sering batu-batu kerikil yang dilemparkan jatuh mengenai jemaah di depannya.
Namun, situasinya berbeda di tahun ini. Dengan pembatasan jemaah haji tak lebih dari 10.000 orang disebabkan pandemi Covid-19, prosesi lempar jumrah berjalan dengan lengang tanpa harus berdesakan atau khawatir terkena lemparan kerikil dari barisan di belakangnya.
Petugas keamanan telah memberikan tanda berdiri yang masing-masing berjarak 1 meter untuk memenuhi protokol kesehatan menjaga jarak saat melempar jumrah di tiga jamarat yakni ula (pertama), wustha (tengah) dan aqabah (terakhir).
Dilansir dari AFP, otoritas keamanan dan kesehatan Arab Saudi selalu mengawasi dengan ketat para jemaaah agar menerapkan jaga jarak dan menggunakan masker sejak mereka meninggalkan Arafah setelah Wukuf menuju ke Mina.
Jika pelaksanaan haji normal biasanya para jemaah mengambil kerikil untuk lempar jumrah saat berjalan dari Arafah ke Mina, tahun ini otoritas haji menyiapkan batu-batu kerikil yang telah disanitasi untuk melindungi dari Covid-19.
Bersamaan dengan prosesi lempar jumrah di Mina, umat muslim di seluruh dunia memperingati Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah. Hari besar ini identik dengan pemotongan hewan kurban berupa kambing, sapi, atau kerbau.