MADRID, iNews.id – Jumlah penduduk meninggal dunia akibat infeksi virus corona (Covid-19) di Spanyol hari ini meningkat menuju 19.500 jiwa. Angka itu dikumpulkan tatkala pemerintah setempat merevisi metodologi pengumpulan data terkait Covid-19, meski terdapat kontroversi mengenai sistemnya yang hanya menghitung kematian di antara mereka yang dites positif.
Spanyol hari ini melaporkan 585 kasus kematian baru dalam 24 jam terakhir. Akan tetapi, sulit untuk membandingkan data ini dengan data korban sebelumnya setelah pemerintah mengubah mekanisme penghitungan tersebut. Jumlah total pasien meninggal dunia di Spanyol sekarang mencapai 19.478 jiwa, tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Italia.
Pemerintah di negeri matador tadi malam mengeluarkan revisi pedoman pelaporan kematian pasien Covid-19 untuk membakukan data yang dikirim dari 17 daerah otonom di negara itu. Perubahan itu merupakan langkah nyata untuk mengesampingkan kematian pasien yang belum dites Covid-19 alias pasien dalam pengawasan atau PDP (untuk istilah yang digunakan di Indonesia).
Para pejabat kesehatan Spanyol mengatakan, mereka akan merevisi angka kematian sebelumnya, dan juga menerapkan aturan baru pada angka kematian yang bergerak maju saat ini.
“Ini bisa berarti bahwa beberapa angka mungkin tampak sedikit aneh,” ucap koordinator kedaruratan Kementerian Kesehatan Spanyol, Fernando Simon, dikutip AFP, Jumat (17/4/2020).
Ada sejumlah pertanyaan yang berkembang mengenai jumlah korban meninggal dalam beberapa hari terakhir di Madrid dan Catalonia, dua daerah yang paling parah dilanda wabah virus corona di Spanyol. Pekan ini, kedua daerah itu bersikeras memilik ribuan korban jiwa lebih banyak daripada jumlah resmi yang diumumkan pemerintah pusat.
Pada Rabu (15/4/2020) lalu, Pemerintah Catalonia menyatakan akan menggunakan metode baru, yakni dengan memasukkan angka yang dicatat Dinas Pemakaman setempat. Data yang dimiliki dinas itu tidak sekadar menghitung korban meninggal dengan kasus positif terinfeksi virus corona, tapi juga mereka yang meninggal di panti jompo maupun di rumah sendiri dengan gejala yang sesuai dengan Covid-19. Namun, tidak semua jenazah dengan kriteria seperti harus diuji spesimennya.