TOKYO, iNews.id – Militer Jepang dengan kemampuannya saat ini tidak akan dapat menjamin keamanan negara dalam menghadapi tantangan regional dan global. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Staf Gabungan Pasukan Bela Diri Jepang, Jenderal Yoshihide Yoshida, Selasa (29/8/2023).
“Kita tidak dapat menjaga keamanan Jepang dengan kemampuan kita saat ini,” kata Yoshida kepada portal berita Nikkei Asia.
Dia mencatat, untuk memperbaiki situasi angkatan bersenjata negaranya, Pemerintah Jepang telah menyetujui tiga dokumen pertahanan. Di antara dokumen itu menegaskan rencana Jepang untuk meningkatkan belanja militer hingga 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2027.
“Ada dua hal yang harus dilakukan Jepang. Pertama, kita harus memperkuat kemampuan pertahanan kita secara mendasar agar tidak diremehkan. Kedua, kita perlu melakukan apa yang kita bisa untuk mempertahankan pencegahan yang lebih luas, termasuk melalui strategi yang melibatkan senjata nuklir AS,” ucap Yoshida.
Pada akhir 2022, Tokyo mengesahkan tiga dokumen penting di bidang pertahanan dan keamanan, yaitu Strategi Keamanan Nasional, Strategi Pertahanan Nasional, dan Rencana Pertahanan Jepang. Dokumen tersebut mensyaratkan belanja pertahanan pemerintah harus ditingkatkan dari 27,5 triliun yen menjadi 43 triliun yen selama periode lima tahun agar sejalan dengan persyaratan standar NATO untuk membelanjakan 2 persen PDB untuk militer.
Pada 16 Juni lalu, parlemen Jepang juga mengesahkan undang-undang tentang sumber pendanaan untuk peningkatan belanja pertahanan.