KALIMANTAN, iNews.id - Lebih dari 100.000 orangutan yang terancam punah terbunuh di Borneo, Pulau Kalimantan, sejak 1999. Menurut penelitian, sekitar setengah dari jumlah orangutan di Pulau Kalimantan terbunuh atau pindah dari habitatnya antara sejak 1999 hingga 2015.
Dilansir BBC, Sabtu (17/2/2018), ilmuwan yang melakukan survei selama 16 tahun di pulau tersebut menyebut deforestasi atau penggundulan hutan, yang didorong oleh aktivitas penebangan kayu, kelapa sawit, pertambangan dan pabrik kertas, menjadi penyebab utama punahnya orangutan.
Namun penelitian yang dipublikasikan di jurnal Current Biology ini juga mengungkapkan bahwa hewan "menghilang" dari daerah yang masih sangat hutan. Ini mengindikasikan adanya tindakan manusia yang menyebabkan menurunya spesies orangutan di hutan Kalimantan.
Peneliti Maria Voigt dari Institut Antropologi Evolusioner Max Planck di Jerman menginformasikan secara tersirat jumlah orangutan yang telah dibantai. Saat ini 100.000 orangutan terancam punah, salah satunya karena diburu manusia.
Voigt dan rekan-rekannya mengatakan, hewan tersebut menjadi sasaran pemburu dan dibunuh terus menerus sebagai pembalasan karena memakan tanaman warga. Berdasarkan data mereka, sekitar 70.000 sampai 100.000 orangutan yang tersisa di alam liar di Kalimantan.
"Kami tidak memperkirakan kerugiannya begitu besar di hutan ini, jadi studi ini mengonfirmasi bahwa perburuan (orangutan) adalah masalah besar. Ketika binatang-binatang ini berkelahi dengan warga di tepi perkebunan, mereka selalu kalah. Warga akan membunuh mereka," kata Serge Wich dari Universitas Liverpool John Moores University, yang juga bagian dari tim tersebut.
"Baru pekan lalu, kami mendapat laporan tentang orangutan yang memiliki 130 peluru di tubuhnya, setelah ditembak di Kalimantan. Ini mengejutkan dan itu tidak perlu. Orangutan mungkin memakan buah petani, tapi mereka tidak berbahaya," ujar Wich, menjelaskan.
Wich meminta pemerintah Indonesia dan Malaysia berkoordinasi untuk melawan penyerangan disengaja terhadap orantua ini. Peneliti itu juga menunjukkan, sumber daya alam masih dieksploitasi di Kalimantan meski dalam 'tingkat yang tidak berkelanjutan'.
Survei yang dilakukan tim Wich memastikan bahwa tidak cukup hanya untuk melindungi habitat hutan hewan tersebut, namun juga harus membuat hewan tersebut merasa aman dan terlindungi.
"Kita harus melindungi hewannya, orangutan. Jadi kita tidak berakhir dengan memiliki hutan yang terlihat bagus, tapi tidak ada orangutan," kata Wich, menegaskan.