YANGON, iNews.id – Myanmar untuk pertama kalinya menggelar festival lesbian gay biseksual dan transgender (LGBT) untuk umum pada akhir pekan lalu. Berbagai acara melibatkan kalangan LGBT digelar memeriahkan festival, seperti balapan dan lomba make up dan lainnya.
Acara yang digelar di Taman Yangon ini bertujuan menunjukkan kepada khalayak Myanmar mengenai seperti apa LGBT itu.
“Sebagian orang tak mengetahui orang LGBT. Anda mungkin bisa mengetahui siapa yang LGBT tapi tidak mengetahui seperti apa mereka. Itulah sebabnya mengapa orang tak memahami dengan benar siapa LGBT itu,” kata Thaw Zin (20), pengunjung festival yang mengenakan pakai eksentrik dengan kaos pink, rambut yang diberi warna strawberry, dan lensa kontak biru, dikutip dari AFP, Senin (29/12/2018).
Konstitusi Myanmar, Pasal 377, yang merupakan sisa peninggalangan kolonial Inggris kerap kali dijadikan senjata untuk menargetkan LGBT. Namun seiring reformasi politik memberikan ruang kebebasan berekspresi kepada masyarakat sipil. Sejak itu kalangan LGBT mulai diterima.
Penyelanggara festival mengaku sudah mengantongi izin dari otoritas terkait untuk menggelar festival ini di tempat terbuka. Sebelumnya mereka menggelar festival di tempat tertutup seperti di taman Institut Prancis.
Pada hari tertama saja 6.000 orang mengunjungi festival itu, dibandingkan perhelatan sebelumnya yang hanya dihadiri 2.000-3.000 orang saja.
“Saya ingin mengatakan bahwa (festival) ini bukan hanya untuk komunitas LGBT. Ini untuk seluruh negeri yang mengakui kesamaan hak-hak dasar manusia,” kata wakil panitia penyelanggara, Hla Myat Tun (33).