GAZA, iNews.id - Surat kabar terbesar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan para perwira Pasukan Pertahanan Israel (IDF) frustrasi dengan perang di Gaza. Perang sudah berlangsung 10 bulan lebih itu semakin tak jelas dan tak terlihat ujungnya.
Kondisi bertambah buruk setelah pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan penunjukan Yahya Sinwar sebagai penggantinya. Sinwar diketahui merupakan pemimpin yang keras, tak akan mudah bernegosiasi dengannya, berbeda dengan Haniyeh.
Yedioth Ahronoth melaporkan, para pimpinan militer semakin frustrasi karena tidak ada panduan dari kabinet mengenai masa depan perang.
"Tak ada kompas dari kabinet, tidak ada keputusan jangka panjang tentang apa yang diinginkan pemerintah mengenai pertempuran di Gaza," bunyi laporan, seperti dilaporkan kembali Al Jazeera, Minggu (11/8/2024).
Di saat yang sama, Israel menghadapi serangan besar dari kelompok Hizbullah Lebanon yakni di perbatasan utara. Belum lagi ancaman serangan dari Iran untuk membalas kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Namun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membantah laporan itu. Saat rapat kabinet pada Minggu, dia mengklaim tidak ada rasa frustrasi di kalangan para jenderal di Staf Umum IDF.
"Saya mendengar rumor di media bahwa tidak ada tujuan untuk berperang dan bahwa level politik menghalangi tentara Israel untuk maju. Itu tidak benar. Tujuannya adalah kemenangan. (Tentara) Secara sistematis menghancurkan Hamas dengan tujuan menghilangkan kemampuan militer dan otoritasnya sambil membebaskan semua tawanan yang diculik," katanya.