PARIS, iNews.id - Partai sayap kanan radikal National Rally memimpin putaran pertama Pemilihan Umum (Pemilu) Prancis, Minggu (30/6/2024). Partai pembenci Islam itu pun menilai hasil tersebut sebagai cerminan bahwa rakyat Prancis menginginkan perubahan.
Hasil exit poll menunjukkan, National Rally unggul dalam putaran pertama pemilu dengan perolehan 34,2 persen suara, diikuti oleh aliansi sayap kiri Front Populer Baru dengan 29,1 persen. Sementara koalisi sentris pimpinan Presiden Emmanuel Macron meraup 21,5 persen.
"Dengan memberikan kemenangan kepada National Rally dan sekutunya dengan selisih yang besar pada putaran pertama dan memungkinkan mayoritas untuk melanjutkan ke putaran kedua, rakyat Prancis menunjukkan keinginan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melakukan perubahan, dan saya berterima kasih kepada mereka," kata Pemimpin National Rally, Jordan Bardella, Minggu.
Dia pun meminta warga Prancis untuk memberikan suara pada putaran kedua pemilu pada 7 Juli. Bardella mengatakan, pemungutan suara ini menentukan sepanjang sejarah Prancis.
"Kubu presiden, yang dikalahkan hari ini, tidak lagi mampu untuk menang," ucapnya sesumbar.
Bardella juga mengungkapkan niatnya untuk menjadi perdana menteri negara tersebut. Jika berhasil meraih jabatan tersebut, dia berjanji menjadi perdana menteri seluruh rakyat Prancis, mendengarkan keluhan warga, dan menghormati oposisi. Dia juga berjanji terbuka untuk berdialog dan memperjuangkan persatuan bangsa Prancis, serta melindungi daya beli, memulihkan ketertiban dan keamanan di seluruh negeri, dan mengendalikan arus imigrasi.
Kementerian Dalam Negeri Prancis mencatat rekor jumlah pemilih yang tinggi di negara itu, yaitu mencapai 59,39 persen satu jam sebelum penutupan TPS.