NEW DELHI, iNews.id - Sedikitnya 9 orang, termasuk gadis berusia sembilan tahun, meninggal akibat sambaran petir di Negara Bagian Andhra Pradesh, India selatan. Petir menyambar sebanyak 36.749 kali hanya dalam waktu 13 jam.
Menurut data otoritas manajemen bencana negara, angka yang tinggi ini sangat tidak biasa dan disebabkan pola cuaca ekstrem. Namun sambaran petir di India memang biasanya bersamaan dengan hujan lebat.
Dilaporkan BBC, Senin (30/4/2018), musim hujan biasanya dimulai pada Juni dan berlangsung hingga September. Namun, kepala pusat mitigasi bencana, Kishan Sanku, mengatakan jumlah sambaran petir di negara bagian Andhra Pradesh meningkat tajam sebelum memasuki musim hujan.
Serangan petir terakhir ini dianggap sebagai sebuah anomali lantaran data dari tahun lalu menunjukkan ada sekitar 30.000 serangan petir di sepanjang bulan Mei di wilayah yang sama. Sedangkan kali ini, hanya dalam waktu 13 jam, serangan petir mencapai lebih dari 36 ribu kali.
Beberapa ilmuwan percaya pemanasan global secara signifikan meningkatkan frekuensi sambaran petir.
Serangan petir ini terjadi di sepanjang pantai utara Andhra Pradesh, daerah yang sering mengalami hujan lebat.
Meskipun biasanya ada peningkatan aktivitas petir di wilayah tersebut sebelum musim hujan, tahun ini angin dingin dari lautan Arab berbenturan dengan angin yang lebih hangat dari India utara dan menghasilkan kondisi yang mengarah pada lebih banyak pembentukan awan daripada biasanya.
Inilah yang diduga menyebabkan sambaran petir meningkat.