Presiden Iran Raisi Meninggal Kecelakaan Heli Bell 212, AS Menolak Disalahkan

Anton Suhartono
Amerika Serikat menolak disalahkan atas jatuhnya helikopter Bell 212 yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi (Foto: Reuters)

WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) menolak disalahkan atas jatuhnya helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi, Minggu (19/5/2024). Selain Raisi, Menteri Luar Negeri (Menlu) Hossein Amirabdollahian serta beberapa pejabat lain turut meninggal dalam kecelakaan tersebut.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby menyebut tuduhan itu sama sekali tidak berdasar. Dia menegaskan AS juga belum bisa menentukan penyebab pasti kecelakaan. Sejauh ini beberapa sumber di Iran menyebut saat kecelakaan, terjadi kabut tebal di rute penerbangan.

“Sumber resmi Iran menyebut kondisi penerbangan yang buruk sebagai kekhawatiran penyebab, khususnya kabut. Setiap negara, tidak peduli siapa mereka, mempunyai tanggung jawab, tanggung jawab masing-masing, untuk memastikan keselamatan dan keandalan peralatan, bahwa termasuk penerbangan sipil,” ujarnya, dikutip dari Anadolu, Selasa (21/5/2024).

Dia bahkan balik menuduh Iran sengaja menyalahkan sanksi AS di balik kecelakaan melibatkan helikopter Bell 212 tersebut.

"Jadi sekali lagi, tuduhan yang sama sekali tidak berdasar, tidak ada kebenarannya. Dan tidak mengherankan, menyedihkan, namun tidak mengejutkan bahwa rezim Iran sekali lagi akan menemukan cara untuk mencoba menyalahkan Amerika Serikat atas masalah yang mereka buat sendiri," tambahnya.

Helikopter Bell 212 yang digunakan Raisi dan pejabat lain dibeli Iran sebelum Revolusi Islam 1979 saat hubungan kedua negara masih baik. Setelah itu AS menjatuhkan sanksi yang membuat Iran kesulitan mendapatkan suku cadang pesawat-pesawat buatan AS. Sebagian pesawat, termasuk digunakan militer, masih dioperasikan sampai saat ini dalam kondisi memprihatinkan.

Iran sejak beberapa tahun terakhir mengalihkan pembelian alat pertahanannya ke Rusia dengan memborong puluhan jet tempur Sukhoi.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
3 jam lalu

Anggota DPR AS Kutuk Kebijakan Trump Larang Masuk Warga Palestina: Kejam!

Internasional
3 jam lalu

Trump Larang Warga Palestina dan Suriah Masuk Amerika, Ini Alasannya

Internasional
3 jam lalu

Trump Larang Masuk Warga Palestina dan Suriah ke Amerika

Internasional
24 jam lalu

Digolongkan Senjata Pemusnah Massal, Ini Bahaya Fentanyl bagi Manusia

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal