LONDON, iNews.id - Putri dari mantan agen ganda Sergei Skripal, Yulia, diperbolehkan pulang dari rumah sakit di Salisbury, Inggris, Selasa (10/4/2018). Skripal dan Yulia menjadi korban upaya pembunuhan pada 4 Maret 2018 menggunakan zat kimia.
Kasus ini menjadi mendunia, setelah Inggris menuding Rusia berada di balik serangan tesebut. Penyelidik Inggris menyebut Skripal dan Yulia diserang menggunakan zat kimia pelumpuh saraf Novichok yang dikembangkan di zaman Soviet. Senjata ini pernah digunakan pada Perang Dunia II, namun dikembangkan lagi pada era 1970-an dan 1980-an.
Tuduhan ini berbuntut pengusiran lebih dari 100 diplomat Rusia dari 27 negara. Rusia sejauh ini membantah tuduhan pihaknya di balik serangan tersebut.
Dilaporkan Sky News, dokter membolehkan Yulia pulang karena kondisinya sudah jauh membaik dibandingkan saat awal-awal penyerangan. Kondisi perempuan berusia 33 tahun itu menunjukkan perkembangan dalam 2 pekan terakhir.
Dokter juga mengatakan kondisi Skripal terus membaik.
Sejauh ini belum ada pernyataan dari pihak keluarga mengenai kepulangan Yulia.
Pekan lalu, Yulia mengeluarkan pernyataan dirinya dalam kondisi baik. Ayahnya masih dirawat meski kondisinya sudah stabil. Pihak rumah sakit sebelumnya juga mengonfirmasi kondisi Skripal membaik dengan cepat.
"Dia merespons dengan baik terhadap pengobatan, membaik dengan cepat dan tidak lagi dalam kondisi kritis," kata Direktur Medis di Salisbury District Hospital, Christine Blanshard.