WASHIHNGTON, iNews.id - Pejabat Amerika Serikat (AS) memerintahkan tes DNA bagi sekitar 3.000 anak imigran. Ini bagian dari upaya untuk menyatukan kembali anak dan keluarga yang terpisah di perbatasan AS-Meksiko.
Menteri Kesehatan Alex Azar mengatakan, tes DNA diperlukan untuk menyatukan kembali orangtua dan anak-anak mereka demi memenuhi tenggat waktu yang ditentukan pengadilan. Hal ini lantaran metode yang biasa dilakukan lembaga itu terlalu lamban.
Metode tradisional yang biasa digunakan untuk mencocokkan orangtua dan anak-anak imigran ialah melalui catatan kelahiran. Namun metode itu, kata Azar, memakan waktu terlalu lama.
"Untuk mematuhi tenggat waktu, proses pemeriksaan normal mungkin perlu dipotong," ujar Azar, seperti dilaporkan BBC, Jumat (6/7/2018).
Dia menyebut, dari total 3.000, sekitar 100 di antaranya berusia di bawah lima tahun. Kementerian kesehatan terikat oleh perintah pengadilan untuk menyatukan kembali anak-anak berusia empat tahun atau di bawahnya paling lambat pada 10 Juli, serta anak-anak berusia lima hingga 17 tahun pada 26 Juli.
"Dari 11.800 anak berusia di bawah umur yang berada dalam perawatan kementerian kesehatan, sedikitnya 3.000 orang dilaporkan terpisah dari keluarga mereka," ucap Azar.
Dia mencatat, beberapa anak kemungkinan terpisah dari keluarga sebelum atau sesudah menyeberang ke AS.
Tes DNA ini memicu kritik dari para aktivis. Mereka takut data DNA disalahgunakan oleh pemerintah. Selain itu, anak-anak masih terlalu muda untuk dites DNA.
Aktivis imigrasi menyatakan, data DNA dapat dengan mudah disalahgunakan setelah dikumpulkan oleh Pemerintah AS, serta dapat digunakan untuk melacak keberadaan imigran.