JAKARTA, iNews.id - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un memutuskan menghentikan uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM), Sabtu (21/4/2018). Pernyataan ini diungkapkan 5 bulan setelah peluncuran rudal terakhir dan di tengah mencairnya ketegangan antara Korut dengan negara lain.
Jauh sebelumnya, Korut sudah berkali-kali menguji coba senjata nuklir dan rudal sejak 1970-an. Senjata itu pula yang membuat Korut dikucilkan dunia, melalui sanksi ekonomi yang kejam.
Hubungan Korut dengan negara lain mulai mencair sejak awal 2018, yakni ketika Kim Jong Un menyatakan keikutsertaan negaranya dalam Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang di Korsel. Sejak itu pertemuan demi pertemuan antarpejabat Korut dengan negara lain semakin sering digelar.
Berikut beberapa catatan pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik Korut:
Awal 1970-an
Korut mulai mengembangkan senjata nuklir pada akhir 1970-an dengan membuat versi rudal Soviet Scud-B. Rudal ini memiliki jangkauan sekitar 300 kilometer. Uji coba pertamanya dilakukan pada 1984.
Lalu pada1987 dan 1992, Korut mulai mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Taepodong-1 dengan jangkauan 2.500 kilometer serta Taepodong-2 dengan daya jelajah 6.700 km.
Pada 1998, Taepodong-1 diuji coba di atas Jepang. Namun di tahun berikutnya, Korut menangguhkan uji coba semacam itu karena membaiknya hubungan dengan Amerika Serikat (AS).
Uji Coba Nuklir Pertama pada 2006
Penangguhan uji coba berakhir pada 2005. Korut menyalahkan kebijakan permusuhan pemerintahan presiden AS George W Bush lalu menguji coba senjata nuklir pertamanya pada 9 Oktober 2006.
Pada Mei 2009, uji coba nuklir bawah tanah dilakukan untuk kedua kali dan lebih kuat daripada yang pertama. Kim Jong Un menggantikan ayahnya Kim Jong Il yang meninggal pada Desember 2011, dan mengawasi uji coba nuklir ketiga pada 2013.
Uji Coba Rudal ke Perairan Jepang pada 2016
Uji coba nuklir bawah tanah keempat dilakukan pada Januari 2016 yang diklaim Korut sebagai bom hidrogen.
Pada Maret tahun yang sama, Kim Jong Un mengklaim negaranya berhasil mengecilkan hulu ledak termonuklir. Pada April, dia menguji coba peluncuran rudal balistik dari kapal selam.
Pada 3 Agustus, untuk pertama kalinya, Korut menembakkan rudal balistik ke perairan yang dikontrol Jepang. Di akhir bulan, uji coba rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam berhasil.
Uji coba senjata nuklir kelima dilakukan pada 9 September.
2017, Jepang dan Guam di Bawah Ancaman
Antara Februari dan Mei, Korut menguji serangkaian rudal balistik yang dijatuhkan ke Laut Jepang. Korut mengklaim uji coba itu merupakan latihan untuk memukul pangkalan militer AS di Jepang.
Uji coba pada 14 Mei merupakan salah satu tes terhadap roket balistik strategis jarak menengah atau jarak jauh yang baru dikembangkan, yakni Hwasong-12. Roket tersebut mampu terbang sejauh 700 kilometer sebelum mendarat di Laut Jepang.
Dua bulan kemudian atau pada 4 Juli yang bertepatan dengan hari kemerdekaan AS, Korut mengumumkan berhasil menguji coba ICBM yang mampu mencapai Alaska, sebagai 'hadiah' untuk Amerika. Uji coba ICBM kedua sukses dilakukan pada 28 Juli.
Pada 8 Agustus, beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengancam Korut atas program rudal balistik, Kim Jong Un mempertimbangkan menyerang militer strategis AS di Guam.
Uji Coba Nuklir Terbesar
Pada 3 September 2017, Korut melakukan uji coba nuklir yang keenam dan terbesar. Kelompok pemantau memperkirakan nuklir itu memiliki berat 250.000 ton, yang berarti 16 kali lebih besar dari bom AS yang dijatuhkan di Hiroshima pada 1945.
Pada 15 September, kurang dari sepekan setelah PBB memberlakukan serangkaian sanksi kedelapan, Korut menembakkan rudal jarak menengah di atas Jepang.
Pada 29 November, Korut meluncurkan ICBM baru, Hwasong-15, yang diklaim memiliki hulu ledak superbesar dan dapat menjangkau seluruh daratan AS.
Para analis sepakat roket tersebut mampu mencapai daratan AS, namun mereka skeptis Korut bisa menguasai teknologi canggih yang memungkinkan roket bertahan hidup masuk kembali ke atmosfer Bumi.
Beberapa pekan kemudian pada 13 Desember, Kim berjanji menjadikan Korut kekuatan nuklir terkuat di dunia.
Janji Kim Jong Un Mengakhiri Uji Coba Senjata
Pada 21 April, Korut menyatakan ledakan nuklir dan peluncuran ICBM akan segera dihentikan dan tempat uji coba bom atom di Punggye-ri akan dibongkar. Hal itu untuk meyakinkan dunia mengenai komitmen Korut melucuti senjata nuklirnya.
"Kepemilikan senjata nuklir merupakan jaminan kuat bahwa keturunan kita dapat menikmati kehidupan yang paling bermartabat dan paling bahagia di dunia," kata Kim, seperti dikutip AFP.