KIEV, iNews.id - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin. Hasil pembicaraan keduanya, Rusia pada prinsipnya setuju untuk peran PBB dalam evakuasi pabrik baja Mariupol.
Dalam pernyataan PBB, Selasa (26/4/2022), Guterres mengulangi posisi PBB di Ukraina. Mereka juga membahas proposal bantuan kemanusiaan dan evakuasi warga sipil dari zona konflik, dalam kaitannya dengan situasi di Mariupol.
"Presiden pada prinsipnya setuju dengan keterlibatan PBB dan Komite Internasional untuk Palang Merah dalam evakuasi warga sipil dari pabrik Azovstal di Mariupol," kata juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric.
Ribuan warga sipil diperkirakan bersembunyi di terowongan bawah tanah pabrik, yang juga menampung pasukan Ukraina terakhir yang tersisa di kota pelabuhan yang strategis itu. Sebagian besar Mariupol telah dihancurkan oleh pasukan Rusia, yang berusaha untuk membentuk jembatan darat antara daerah-daerah yang dikuasai Rusia di Ukraina timur dan Semenanjung Krimea.
Rusia telah menduduki Krimea sejak 2014 ketika negara itu juga mulai mendukung pemberontak separatis di Ukraina.
Setidaknya 2.665 warga sipil telah tewas dan 3.053 lainnya terluka di Ukraina sejak Rusia melancarkan perangnya pada 26 Februari, menurut perkiraan PBB. Jumlah korban sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi.