LONDON, iNews.id - Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May memberi bagi Presiden Rusia Vladimir Putin waktu 24 jam untuk menjelaskan soal serangan terhadap mantan agen Sergei Skripal yang menggunakan zat kimia Novichok.
Novichok merupakan zat kimia paling mematikan yang dikembangkan sejak zaman Uni Soviet.
Kepada parlemen Inggris, PM May mengatakan hanya ada dua kemungkinan penjelasan atas penyerangan tersebut, yakni apakah Rusia berada di balik serangan atau negara Beruang Merah itu kehilangan kendali atas persediaan senjata kimianya.
Tak hanya itu, PM May menetapkan batas waktu bagi Putin untuk memberikan penjelasan. Tenggat waktu bagi Kremlin hanya sampai Selasa (13/3/2018) tengah malam waktu setempat.
Jika Kremlin tidak juga memberi jawaban, maka Inggris akan menganggap Rusia merupakan dalang di balik serangan itu. Hal ini, disebut May, bisa memicu pembalasan dengan waktu yang tidak ditentukan.
Direktur Association of Royal United Services Institute (RUSI), Jonathan Eyal, mengatakan, dengan menawarkan opsi kedua, Inggris memberi Rusia kesempatan.
"Ini juga merupakan kesempatan bagi Rusia, bahwa mereka masih memiliki kesempatan untuk bebas dari kesalahan," ujar Eyal, seperto diberitakan Newsweek.
Sebelumnya, Kremlin sudah membantah terlibat dalam insiden yang menimpa Skripal. Skripal merupakan mantan perwira intelijen Rusia yang dipenjara karena menjadi agen ganda, sebelum dikirim ke Barat dalam sebuah pertukaran mata-mata pada 2010.
"Ini adalah pertunjukan sirkus di Parlemen Inggris," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
"Kesimpulannya jelas, ini adalah kampanye politik, berdasarkan sebuah provokasi," ujar dia.
Sementara Menlu Inggris Amber Rudd memimpin rapat darurat di Whitehall pada Selasa pagi untuk membahas perkembangan terakhir.