BRUSSELS, iNews.id – NATO akan meningkatkan produksi amunisinya untuk mendukung Ukraina dalam konflik melawan Rusia. Hal itu diungkapkan oleh pemimpin aliansi militer tersebut, pekan ini.
“Kami membahas peningkatan produksi amunisi. Untuk mengisi kembali stok kami dan terus mendukung Ukraina, kami perlu beralih dari masa damai yang lambat, kepada produksi dengan kecepatan tinggi yang dituntu oleh konflik,” ujar Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, kepada wartawan, Kamis (16/2/2024).
Mengingat hal tersebut, kata dia, NATO telah menyetujui kontrak pertahanan senilai 10 miliar dolar AS (Rp156,78 triliun) dalam beberapa bulan terakhir.
Bulan lalu saja, NATO menandatangani kontrak senilai 1,1 miliar euro untuk pengadaan amunisi artileri kaliber 155mm. Menurut rencana, sebagian peluru tersebut akan dipasok ke Ukraina menyusul adanya keluhan bahwa kurangnya amunisi telsh menghambat upaya Kiev dalam perangnya melawan Rusia
Negara-negara Barat telah memberikan bantuan militer dan keuangan kepada Kiev sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada Februari 2022. Kremlin secara konsisten memperingatkan Barat agar tidak melanjutkan pengiriman senjata ke Kiev, dengan mengatakan hal itu akan menyebabkan eskalasi konflik lebih lanjut.
Pada April 2022, Rusia mengirimkan nota diplomatik ke seluruh negara NATO mengenai masalah pasokan senjata ke Ukraina. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, juga telah memperingatkan bahwa setiap kargo berisi senjata dari Barat untuk Ukraina akan menjadi target sah serangan Rusia.