GAZA, iNews.id - Di tengah reruntuhan bangunan dan gempuran udara tanpa henti, Hamas ternyata masih mampu membayar gaji para pegawai negeri sipil (PNS) di Jalur Gaza.
Meski jumlahnya tidak penuh dan pencairannya tertunda, para PNS mengaku tetap bersyukur karena masih menerima hak mereka di tengah perang yang menghancurkan sendi kehidupan Gaza.
Metode Rahasia Demi Keamanan
Karim (bukan nama sebenarnya), seorang pegawai Kementerian Pekerjaan Umum, menceritakan pengalaman unik sekaligus berisiko saat menerima gaji terakhirnya pada Juli. Dia menerima pesan singkat dari seseorang yang mengajaknya “minum kopi” di lokasi tertentu.
“Orang itu ternyata pegawai pemerintahan Hamas. Dia memberi saya 1.000 shekel (sekitar Rp4,9 juta), sebagian dari gaji normal saya 2.900 shekel sebelum perang,” kata Karim, seperti dikutip dari AFP.
Metode pertemuan rahasia ini dilakukan demi keamanan. Hamas sangat menjaga kerahasiaan petugas distribusi gaji agar tidak terlacak militer Israel yang sering menargetkan siapa pun yang terkait dengan kelompok tersebut.
Risiko Nyawa di Balik Pencairan Gaji
Pengalaman serupa dialami Alaa (nama samaran), seorang guru sekolah negeri di Kota Gaza. Ia menerima pesan SMS yang mengarahkannya ke sebuah penampungan pengungsi di Gaza utara untuk mengambil gaji pada Juni lalu.
Namun ketika tiba, lokasi tersebut baru saja dibom Israel.
“Syukurlah saya terlambat, saya lolos dari maut,” ujarnya. Keesokan harinya, ia kembali ke tempat yang sama dan akhirnya berhasil menerima gajinya.