KIEV, iNews.id - Ukraina menganggap kepemimpinan Amerika Serikat (AS) di dunia bakal melemah jika Washington DC gagal memberikan bantuan keuangan dan militer lebih lanjut kepada Kiev dalam perang dengan Rusia. Tak hanya itu, Ukraina juga menilai hal tersebut juga dapat membahayakan keamanan nasional AS.
“Ukraina telah berulang kali menunjukkan dalam beberapa tahun terakhir bahwa dengan dukungan yang cukup, kami dapat mengalahkan Rusia di medan perang. Kegagalan untuk terus mendukung Ukraina akan sangat melemahkan kepemimpinan AS di seluruh dunia dan membahayakan keamanan nasional Amerika,” tulis Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, di platform X (Twitter), Sabtu (17/3/2024).
Sebelumnya, pada hari yang sama, Kuleba mengadakan percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken. Selama percakapan itu, Kuleba dan Blinken membahas kelanjutan dukungan dari AS dan internasional untuk Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara dan amunisi artileri.
Selain itu, keduanya juga membicarakan cara-cara yang dapat dilakukan ke depan agar Kongres AS menyetujui bantuan tambahan yang sangat dibutuhkan Ukraina. Kedua pihak juga bertukar pandangan mengenai hasil yang diharapkan dari KTT NATO mendatang yang dijadwalkan berlangsung di Washington DC pada 9-11 Juli.
Awal pekan ini, Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA), William Burns mengatakan, kemungkinan penolakan Washington DC untuk memberikan bantuan militer tambahan dapat mengakibatkan Ukraina kehilangan wilayah yang signifikan saat melawan Rusia. Sementara, sebaliknya, jika bantuan baru disetujui oleh Kongres AS, itu akan memberikan keuntungan bagi Kiev di medan perang. Dengan bantuan itu, menurut Burns, Ukraina punya peluang untuk melakukan serangan balasan baru terhadap pasukan Rusia serta serangan penetrasi mendalam di Krimea.
Gedung Putih telah mendesak Kongres AS untuk segera menyetujui rancangan undang-undang (RUU) yang akan memberikan bantuan lebih dari 60 miliar dolar AS kepada Kiev. RUU itu sudah disetujui oleh Senat AS yang dipimpin Partai Demokrat. Akan tetapi, DPR AS yang dikuasai Partai Republik belum memberikan restunya atas proposal pendanaan untuk Ukraina itu. Ketua DPR AS, Mike Johnson mengatakan, pemerintah tidak bisa memaksa institusinya untuk mengesahkan RUU tersebut.
Negara-negara Barat yang dipimpin AS telah meningkatkan bantuan militer dan keuangan mereka ke Kiev sejak dimulainya agresi militer Rusia di Ukraina pada Februari 2022. Moskow sudah berulang kali memperingatkan agar mereka untuk tidak melanjutkan pengiriman senjata ke Kiev, karena akan menyebabkan eskalasi konflik lebih lanjut.