MOSKOW, iNews.id - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan pemerintahannya terbuka untuk berdialog membahas stabilitas strategis dan non-proliferasi nuklir dengan Amerika Serikat (AS). Komunikasi Rusia dan AS terputus sejak invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
"Rusia terbuka untuk berdialog guna memastikan stabilitas strategis, melanggengkan rezim non-proliferasi untuk senjata pemusnah massal dan memperbaiki situasi dalam bidang pengendalian senjata," kata Putin, di St Petersburg, dikutip dari Reuters, Kamis (30/6/2022).
Rusia dan AS sebenarnya sepakat untuk menekankan pentingnya tetap menjaga komunikasi mengenai pengendalian senjata nuklir, terlepas dari krisis Ukraina. Kedua negara merupakan kekuatan nuklir terbesar di dunia dengan total memiliki sekitar 11.000 hulu ledak.
Menurut Putin, upaya untuk melanjutkan dialog membutuhkan kerja sama dan kesungguhan sehingga bisa mencegah terulangnya apa yang terjadi saat ini di Donbass, merujuk Luhansk dan Donetsk, dua provinsi di Ukraina yang kini menjadi target utama operasi militer.
Dia menegaskan militernya melakukan operasi khusus di Ukraina untuk melindungi etnis Rusia serta penutur bahasa Rusia di Donbass dari kekejaman rezim Ukraina. Dia kembali menuduh Ukraina melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di Donbass.