Wabah Ulat Bulu Beracun, Sekolah dan Taman di Jerman Ditutup Sementara

Nathania Riris Michico
Foto ulat bulu pembunuh yang ada di pohon ek di beberapa wilayah Jerman. (Foto: Deutsche Welle)

BERLIN, iNews.id - Sekolah-sekolah dan taman di beberapa wilayah Jerman terpaksa ditutup karena terkena wabah ngengat ek, yakni ulat bulu beracun dari pohon ek. Bulu ulat tersebut menyebabkan ruam dan masalah pernapasan.

Tidak sedikit taman kanak-kanak, danau, dan kolam renang umum yang ditutup di Jerman dalam beberapa pekan terakhir karena wabah tersebut. Petugas mencoba mengendalikan wabah ngengat pohon ek alias ulat bulu beracun.

Harian Rheinische Post melaporkan,sekitar 70 persen dari 250 pohon ek di kota Köln diserang oleh larva dari ngengat pohon ek. Kota-kota lain di negara bagian Jerman Nordrhein Westfalen dan Bayern bagian barat mengerahkan petugas untuk memagari pepohonan dan menutup sebagian taman dan lahan sekolah untuk melindungi warga dari hewan perayap ini.

"Kondisinya sangat buruk," ujar petugas dari perusahaan pengendali hama yang bermarkas di Kota Velbert, Wolfgang Auler, kepada harian Rheinische Post.

Dalam fase larva, ngengat pohon ek memiliki rambut panjang, atau setae, yang mengandung thaumetopoein, yakni protein yang memicu iritasi kulit dan dapat menyebabkan ruam, pembengkakan dan masalah pernapasan.

Setae sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki masalah alergi atau asma, bahkan dalam beberapa kasus parah, bisa berakibat fatal.

"Ini sudah dialami orang dalam kondisi sehat. Risikonya secara signifikan lebih tinggi pada manula, anak-anak, dan orang-orang pengidap alergi," kata juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup di Nordrhein Westfalen, Peter Schütz.

Inggris mengalami wabah serupa pada akhir April lalu, yang memicu Komisi Kehutanan mengeluarkan peringatan bahaya.

"Wabah ulat bulu juga mempengaruhi beberapa wilayah tertentu. Ngengat pohon ek lebih sedikit di daerah pegunungan yang sejuk daripada di dataran rendah yang hangat," ujar Schütz.

Namun, serangga bersangkutan menyebar ke wilayah Bayern yang tergolong kawasan pegunungan dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, tidak ada serangan ulat bulu di wilayah tersebut.

"Dengan perubahan iklim, ngengat pohon ek menyebar hingga ke selatan Bayern," papar epala bidang  kehutanan di Departemen Pangan, Pertanian, dan Kehutanan Bayern, Hubert Messmer, kepada surat kabar Augsburg Allgemeine.

Messmer juga mengatakan ekosistem di wilayah selatan Jerman belum menyesuaikan diri dengan spesies invasif ini.

"Predator seperti burung, kumbang, atau serangga harus terlebih dahulu terbiasa dengan eksistensi ulat bulu tersebut," kata dia.

Sarang ulat di pohon-pohon ek jaraknya antara 20-30 meter dari tanah. Petugas pembasmi sarang harus mengamati cabang dengan teropong dan menggunakan alat vakum khusus untuk menghilangkan sarang ulat.

Spesies ulat bulu ini terbatas hanya menyerang pohon ek. Larva ulat biasanya muncul pada awal Mei, yang kemudian berubah menjadi ngengat antara Juli hingga September.

Editor : Nathania Riris Michico
Artikel Terkait
Internasional
2 bulan lalu

Ngerinya Sanksi Snapback PBB, Iran Terancam Isolasi Global

Internasional
2 bulan lalu

Mengenal Snapback, Pemberlakuan Kembali Sanksi PBB terhadap Iran

Internasional
2 bulan lalu

Tak Takut Sanksi PBB, Iran: Kami Tak Bisa Ditekan

Internasional
2 bulan lalu

Dijatuhi Sanksi PBB terkait Nuklir, Iran Akan Balas Dendam

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal