JAKARTA, iNews.id - Deretan fakta Stasiun Gambir turut menjadi sorotan pasca merebaknya kabar bahwa stasiun di Ibu Kota Jakarta tersebut akan dipensiunkan atau ditutup. Kabarnya, Stasiun Gambir yang pada awalnya melayani kereta api jarak jauh akan digantikan oleh Stasiun Manggarai.
Sontak saja kabar tersebut langsung menjadi sorotan masyarakat, terutama para pengguna transportasi kereta api. Terlepas dari kabar tersebut, Stasiun Gambir memiliki sejumlah fakta yang menarik untuk diketahui.
Dirangkum dari berbagai sumber, inilah lima fakta Stasiun Gambir. Apa saja?
Berdasarkan sejarahnya, Stasiun Gambir awalnya merupakan tanah rawa milik Anthony Paviljoen. Kemudian pada 1697, tanah tersebut dibeli oleh Cornelis Chastelein dan kemudian dibangun sebuah rumah yang dilengkapi dengan dua kincir sebagai penggiling tebu.
Selanjutnya pada 1871, bangunan tersebut diubah menjadi sebuah halte Koningsplein atau halte lapangan raja. Nederlands-Indische Spoorweg mengelola halte tersebut hingga tahun 1884. Kemudian pada 4 Oktober 1884, halte tersebut berganti nama menjadi Stasiun Weltevreden dan menjadi cikal bakal Stasiun Gambir.
Dikutip dari Heritage KAI, penamaan Stasiun Gambir diduga terjadi sekitar tahun 1922. Saat itu, masyarakat menyebut Koningsplein sebagai Lapangan Gambir. Karena konon di lokasi tersebut tumbuh pohon gambir, yakni pohon yang getahnya dapat disadap sebagai bahan baku pembuat gambir, salah satu bumbu untuk menyirih.