JAKARTA, iNews.id - Terdapat sejumlah seniman Betawi legendaris yang tak pernah tergantikan. Karya-karya yang ditelurkan seolah abadi walaupun mereka telah meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.
Berkat dedikasinya di bidang seni, para seniman ini banyak mendapatkan penghargaan hingga diabadikan dalam nama jalan atau tempat. Salah satunya bahkan didapuk sebagai pahlawan nasional.
Lantas, siapa saja seniman asal Betawi yang tak tergantikan? Berikut ini adalah rangkumannya yang dilansir iNews.id dari berbagai sumber, Kamis (13/4/2023).
Benyamin Sueb adalah artis kelahiran Jakarta, 5 Maret 1939 yang sangat berbakat. Ia melejit dengan tembang hitsnya yang berjudul Ondel-Ondel dan Hujan Gerimis.
Tak hanya di bidang musik, Benyamin Sueb juga kerap membintangi film atau sinetron populer. Salah satu perannya yang masih sangat ikonik adalah saat berakting ayah Si Doel dalam Si Doel Anak Sekolahan
Berkat kemampuannya dalam berakting, ia telah menyabet sejumlah Piala Citra FFI. Sepeninggal Benyamin Sueb, namanya bahkan diabadikan sebagai nama jalan di Kemayoran, Jakarta Pusat pada tahun 1995
Bokir merupakan seorang aktor, pelawak dan seniman topeng asal Betawi yang terkenal melalui film Betty Bencong Slebor (1978). Kariernya semakin melejit saat beradu akting dengan aktris Suzanna dalam film Sundel Bolong (1981).
Namun pada 18 Oktober 2002, Bokir menghembuskan nafas terakhirnya. Sama seperti Benyamin Sueb, namanya juga diabadikan sebagai nama jalan di Pondok Gede, Jakarta Timur.
Pemilik nama lengkap Nuri Sarinuri ini terlahir dari kedua orang tua yang menggeluti kebudayaan Betawi dengan menjadi pemain rebab dan gendang. Awalnya, Mpok Nori bercita-cita ingin menjadi perawat, tetapi urung dilakukan karena orang tuanya memintanya untuk menghidupkan kesenian Betawi.
Kariernya dimulai dengan mengikuti pentas Lenong Betawi bersama Bokir. Karena memiliki bakat akting dan komedi yang mumpuni, ia akhirnya kerap dipercaya tampil dalam berbagai judul film, seperti Get Married, Jeritan Danau Terlarang, dan Sule Detektif Tokek.
Tak berhenti di situ, Mpok Nori juga berbakat dalam bidang tarik suara dan pernah merilis kaset berjudul ‘Sampah’. Namun di usia yang ke-84 tahun, wanita yang pandai bermain silat ini meninggal dunia.
Ismail Marzuki adalah sosok di balik sejumlah lagu nasional, seperti Gugur Bunga, Indonesia Pusaka, Halo-halo Bandung, dan masih banyak lagi. Pria kelahiran Jakarta, 11 Mei 1914 ini memiliki bakat seni dari ayahnya.
Kemampuan bermusiknya semakin terasah saat bergabung dengan komunitas Lief Java sebelumnya bernama Rukun Anggawe Santoso. Sejak saat itu, ia mulai mengarang banyak lagu.
Berkat dedikasinya di bidang musik tersebut, Ismail Marzuki diabadikan sebagai nama taman di Jakarta. Kemudian pada 5 November 2004, ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional.