JAKARTA, iNews.id – Selama ini, kawasan Bantargebang di Kota Bekasi, Jawa Barat, selalu menjadi tempat pembuangan sampah akhir bagi warga DKI Jakarta. Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, ada sekitar 7.400 ton sampah dari warga Ibu Kota yang masuk ke kawasan itu setiap hari.
Pada 2019 ini, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang genap berusia 30 tahun sejak didirikan pertama kali pada 1989. Dari luas total 110 hektare, sekitar 90 hektare area TPST itu sudah terisi dengan sampah. Secara perlahan, cakupan luas tersebut pada gilirannya bakal tertutup semua oleh lautan sampah.
“Bahwa kapasitas TPST Bantargebang diperkirakan sebesar 49 juta ton yang mana saat ini sudah terisi 39 juta ton, sehingga hanya bersisa 10 juta ton lagi yang diprediksi di Tahun 2021 sudah akan penuh,” ungkap Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Isnawa Adji, di kawasan Bantargebang, Bekasi, Selasa (15/1/2018).
Mendapati fakta tersebut, kata dia, Pemprov DKI Jakarta tak hanya tinggal diam. Isnawa menyebut instansinya telah mengambil sejumlah langkah untuk mengurangi volume sampah mulai dari hulu, serta memperbaiki sarana dan prasarana umum di kawasan Bantargebang.
Salah satunya dengan melaksanakan Kegiatan Strategis Daerah (KSD) Otimalisasi TPST Bantargebang pada hari ini. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mewujudkan pengolahan sampah yang ramah untuk lingkungan dan juga sosial.
“Kami memelihara kondisi landfill (tempat pembuangan sampah akhir) kami dengan melakukan penutupan dan menggunakan geomembrane dan tanah merah,” ungkapnya.
Tanya hanya itu, Pemprov DKI juga terus melakukan pemeliharaan jalan operasional yang terdapat di kawasan Bantargebang. “Kami juga melakukan upaya memelihara instalasi pengolahan air sampah atau biasa kita sebut dengan IPAS beserta salurannya. Kami juga melakukan penghijauan dan mengoperasikan pusat daur pulang kompos serta berbagai kegiatan lainnya,” tutur Isnawa.