JAKARTA, iNews.id - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta transparan terhadap jumlah korban yang terindikasi (suspect) virus korona (Covid-19). Transparansi itu dinilai penting agar tidak membuat masyarakat Ibu Kota resah.
Keresahan masyarakat, menurut pria yang akrab disapa Pras ini, salah satunya dipicu karena informasi pasien yang simpang siur. Pemprov DKI diminta tak menutupi pasien yang sudah terjangkit.
"Harus terbuka bukan malah mereka menjadikan masyarakat ketakutan kalau memang itu kena virus korona ya sebut korona tapi kalo pilek-pilek biasa dibilang korona ya jadi tambah hiperbola lagi," katanya saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (3/3/2020).
Pras juga meminta warga Jakarta tidak paranoid dengan masuknya wabah korona di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Justru rasa takut yang berlebih bisa memicu gangguan mental dan bisa mengganggu imun sehingga mudah terjangkit virus.
"Enggak usah ketakutan dengan situasi yang sekarang Jakarta kena virus korona dan juga saya mengimbau masyarakat Jakarta enggak usah ketakutan kita pernah demam berdarah saja segitu banyak korban enggak ribut kok diantisipasi. Warga, masyarakat apa yang perlu dibeli ya dibeli lah untuk menjaga," tuturnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membeberkan hingga Senin 2 Maret 2020 total masyarakat yang suspect virus Corona (Covid-19) berjumlah 175 orang. Dari jumlah tersebut, 115 orang dinyatakan sehat, 21 orang masih dipantau dan 39 jiwa masih dalam status pengawasan ketat.
"Per hari ini, per siang ini, jumlah orang dalam (status) pemantauan, yang sudah tercatat sampai dengan siang hari ini adalah 136 orang, (dimana) 115 sudah dinyatakan sehat, 21 orang masih dipantau. Adapun pasien dalam (status) pengawasan, ada jumlahnya 39 orang yang saat ini masih dalam pengawasan," katanya di Balai Kota, Senin (2/3/2020).