JAKARTA, iNews.id – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menanggapi rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur (Kaltim). Dia mengaku tak ada pesan khusus yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada dirinya. Namun, Anies menegaskan, ada pembicaraan menarik mengenai konsep urban regeneration.
“Yang tadi sempat kami diskusikan adalah hasil pertemuan terakhir hari Selasa (20/8/2019) yang lalu di Kantor Bapak Wakil Presiden (Jusuf Kalla), membahas tentang program urban regeneration yang tadi disebutkan oleh Bapak Presiden (Jokowi) sebagai salah satu item bahwa rencana melakukan urban regeneration di Jakarta tetap jalan terus,” kata Anies saat dijumpai di Stasiun MRT Istora Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (26/8/2019).
Dia menuturkan, urban regeneration artinya pembangunan kota Jakarta dalam segi transportasi, pemerataan air bersih hingga sosial, ekonomi, dan budaya akan terus berjalan. “Jadi, ibu kota, pusat pemerintahan, memang direncanakan berada di Kalimantan Timur. Tetapi kegiatan pembangunan di Jakarta tidak otomatis berhenti. Justru itu akan dipercepat,” ujarnya.
Tak tanggung, mantan menteri pendidikan dan kebudayan itu menyebut bahwa pembangunan kota Jakarta bakal dilakukan dalam tiga tahap, jangka pendek, menengah, dan panjang. Hingga akhirnya pada 2030 Kota Jakarta akan menjadi pusat perekonomian Indonesia
“Udah. Jadi pendanaan sekarang sedang dilakukan finalisasi di Kementerian Keuangan. Nanti ada fase jangka pendek, 2019-2022. Lalu menengah, 2022-2025. Lalu yang panjang, 2025-2030. Jadi ada tiga fasenya,” tuturnya.
Dalam hal pembangunan itu, kata Anies, Pemprov DKI Jakarta tak akan bekerja sendiri. “Satu, oleh Pemprov DKI. Yang kedua, Kementerian Keuangan melalui PT SMI dan PT PII, kemudian dengan Kantor Sekretariat Wakil Presiden, bersama dengan nanti ada PUPR, Bappenas, dan Kementerian Perhubungan. Jadi itu yang dikerjakan sekarang,” ucapnya.