JAKARTA, iNews.id - Kumpulan dongeng sebelum tidur ini cocok dibacakan untuk anak karena ceritanya yang menarik dan edukatif. Selain itu, aktivitas mendongeng bisa memberikan manfaat bagi perkembangan sang buah hati.
Dongeng dapat menghibur anak dan mengajarkan mereka nilai-nilai moral yang penting. Meskipun dongeng bukanlah kisah nyata, tetapi pesan moral yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh anak secara tidak langsung dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini contoh dongeng sebelum tidur untuk si kecil yang berhasil iNews.id kutip dari berbagai sumber, Jumat (24/11/2023).
Dayang Sumbi merupakan putri raja yang terkemuka di Jawa Barat. Dayang Sumbi memiliki anak laki-laki bernama Sangkuriang. Suatu ketika, Sangkuriang pergi berburu ke hutan.
Sangkuriang memerintah Tumang, anjing saktinya untuk mengejar binatang buruannya. Namun, Tumang tidak mengikuti perintahnya. Hal tersebut membuat Sangkuriang mengusir Tumang. Sangkuriang tidak mengizinkan Tumang pulang bersamanya.
Sepulang dari berburu, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada Dayang Sumbi, ibundanya. Dayang Sumbi sangat marah mendengar cerita itu.
Dayang Sumbi memukul kepala Sangkuriang menggunakan sendok nasi sebagai hukuman. Sangkuriang merasa kecewa atas apa yang dilakukan ibunya, kemudian ia memutuskan pergi mengembara dan meninggalkan rumahnya.
Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya dan berharap Sangkuriang kembali. Dari ketulusan do’anya, Dewa memberi Dayang Sumbi sebuah hadiah berupa kecantikan dan awet muda selamanya. Setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya Sangkuriang pulang dari pengembaraannya.
Sangkuriang bertemu dengan wanita cantik yang tak lain ialah Dayang Sumbi, ibundanya sendiri. Sangkuriang terpesona dengan Dayang Sumbi dan berniat untuk menikahinya.
Dayang Sumbi tahu kalau Sangkuriang adalah anaknya. Ia memberikan dua syarat kepada Sangkuriang yang harus diselesaikan sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang pun menyanggupinya. Dayang Sumbi membuat seolah-olah hari itu sudah menjelang pagi. Sangkuriang kesal lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri.
Akibatnya terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air. Ia juga menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu jatuh telungkup, lalu menjadi sebuah gunung bernama Tangkuban Perahu.
Dahulu kala, hiduplah Bawang Putih dan saudara tirinya, Bawang Merah. Ibu Bawang Putih meninggal ketika ia masih bayi. Kemudian ayahnya menikah lagi dengan wanita lain dan memiliki anak bernama Bawang Merah.
Tak berselang lama, ayahnya pun meninggal. Setelah itu, kehidupan Bawang Putih amat menyedihkan. Kesehariannya, Bawang Putih selalu diminta untuk mengerjakan seluruh pekerjaan rumah termasuk mencuci baju.
Suatu hari ketika sedang mencuci, baju ibu tiri Bawang Putih hanyut. Bawang Putih pun bingung sampai akhirnya bertemu dengan seorang nenek yang mengatakan kalau ia menyimpan baju yang hanyut itu dan akan mengembalikannya dengan satu syarat.
Bawang Putih harus membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Bawang Putih pun menuruti.
Setelah selesai, nenek itu mengembalikan baju ibu tirinya. Nenek itu juga memberinya hadiah. Bawang Putih harus memilih salah satu labu untuk dibawa pulang, ada labu besar dan labu kecil.
Bawang Putih memilih yang kecil. Sesampainya di rumah alangkah terkejutnya ia beserta ibu dan saudara tirinya, ternyata labu itu berisi banyak perhiasan.
Keesokan harinya, Bawang Merah melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih. Ia pura-pura menghanyutkan pakaiannya. Kemudian, memilih labu yang besar. Ketika dibuka labu itu malah berisi ular.
Bawang Merah dan ibunya pun merasa itu adalah bentuk teguran dari Tuhan untuk mereka karena sudah memperlakukan Bawang Putih layaknya seorang pembantu. Mereka menyadari semua kesalahannya selama ini pada Bawang Putih dan meminta maaf.
Dari dongeng tersebut, pesan moralnya yaitu tidak boleh berperilaku buruk terhadap orang lain dan memiliki sifat serakah.
Mbok Sirni tinggal sebatang kara. Suaminya sudah lama meninggal dan ia tidak dikarunia seorang anak pun. Kesehariannya, Mbok Sirni bertani sayur-sayuran di sekitar rumah. Kemudian menjualnya ke pasar.
Setiap hari Mbok Sirni selalu memohon kepada Tuhan agar dikaruniai seorang anak. Suatu hari, saat sedang berdo’a tiba-tiba datang raksasa bermuka hijau bernama Buto Ijo.
“Aku bisa memberimu anak, tapi dengan satu syarat. Setelah berusia enam tahun, anak itu harus kamu berikan lagi kepadaku,” kata Buto Ijo.
Tanpa pikir panjang, Mbok Sirni pun menyetujuinya. Buto Ijo memberikan bibit timun untuk ditanam. Katanya salah satu dari timun itu nanti ada timun paling besar berwarna emas. Timun itulah yang berisi bayi.
Benar saja, dua minggu setelah bibit timun ditanam, Mbok Sirni menemukan timun yang paling besar diantara timun lainnya dan berwarna emas. Ketika dibelah, berisi bayi perempuan yang kemudian diberi nama Timun Emas oleh Mbok Sirni.
Beberapa tahun berlalu, Timun Emas dan Mbok Sirni selalu bersama sampai tiba saatnya Buto Ijo datang untuk mengambil Timun Emas. Mbok Sirni sangat menyayangi Timun Emas lalu ia berdo’a agar selalu bersama. Kemudian datanglah seorang petapa yang memberinya bungkusan kecil berisi biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.
Ketika Buto Ijo mengejar Timun Emas, satu persatu bungkusan tersebut ditabur hingga menghalangi langkah Buto Ijo. Bungkusan terakhir berisi terasi yang ditabur ke arah Buto Ijo berubah menjadi lumpur panas hingga Buto Ijo meninggal.
Timun Emas pun terbebas dari Buto Ijo. Ia kembali ke rumah dan hidup bahagia kembali bersama Mbok Sirni.
Alkisah, di sebuah desa terpencil hiduplah seorang janda tua dengan seorang putrinya yang cantik jelita bernama Darmi. Mereka tinggal di sebuah gubuk yang terletak di ujung desa.
Darmi memang cantik, parasnya indah menawan. Namun, tingkah lakunya sangatlah tidak cantik dan sifatnya sangatlah tidak menarik.
Setiap hari Darmi selalu bersolek di kamarnya. Ia tidak pernah mau membantu ibunya sedikit pun membereskan isi rumah. Kamarnya selalu berantakan. Darmi tidak peduli akan hal itu, ia hanya peduli pada wajahnya yang cantik jelita tiada terkira haruslah selalu tampil sempurna.
Ibunya Darmi yang sudah tua, setiap hari selalu bekerja keras demi mendapatkan uang. Apapun jenis pekerjaannya, selama itu halal, akan ia kerjakan. Semua itu ia lakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan Darmi, anak semata wayangnya.
Ibunya Darmi juga kerap diperlakukan seperti pembantu. Setiap ditanya siapa yang berjalan di belakangmu, ia selalu menjawab bahwa ibunya adalah budaknya.
Mendengar hal itu terus menerus, Ibu Darmi merasa sakit hati hingga berdo’a. Secara perlahan Darmi berubah menjadi batu. Ia terus menangis dan memohon kepada ibunya. Namun, semua sudah terlambat. Kini tubuhnya berubah menjadi batu yang terus mengeluarkan air mata.
Dongeng Batu Menangis menyiratkan nasihat agar senantiasa hormat dan berbakti kepada orang tua.
Dahulu kala, hiduplah seorang raja bernama Kertamarta. Ia memiliki dua orang putri bernama Dewi Candra Kirana dan Dewi Galuh. Candra Kirana akan dijadikan pendamping hidup oleh Pangeran Inu Kertapati.
Dewi Galuh pun merasa iri. Ia mencari berbagai cara agar Dewi Candra Kirana tidak menikah dengan Pangeran Inu Kertapati.
Kemudian Dewi Galuh memfitnah Dewi Candra Kirana sampai Candra Kirana diusir dari kerajaan. Tiba-tiba di perjalanan, Candra Kirana dikutuk menjadi seekor keong emas oleh nenek sihir suruhan Dewi Galuh.
Keong emas itu pun terombang-ambing di lautan. Tak berselang lama keong mas tersangkut jaring nenek nelayan yang sedang menjaring ikan. Dibawa lah pulang oleh nenek itu. Candra Kirana sangat senang karena tak lagi terombang-ambing di laut.
Sebagai ungkapan terima kasih Candra Kirana kepada nenek nelayan, ia memasakkan makanan setiap nenek nelayan sedang mencari ikan di laut. Ternyata pada siang hari Candra Kirana bisa berubah wujud menjadi manusia.
Awalnya, nenek nelayan tidak tahu siapa yang membuat banyak makanan untuknya. Sampai suatu hari ia mendapati Candra Kirana yang sedang memasak. Lalu Candra Kirana menceritakan apa yang terjadi pada dirinya.
Pangeran Inu Kertapati terus mencarinya. Suatu hari mereka berhasil bertemu dan kutukan Candra Kirana pun hilang. Ia tidak lagi menjelma sebagai keong emas. Lalu mereka menikah dan hidup bahagia.