JAKARTA, iNews.id – Contoh kalimat berantonim dalam kehidupan sehari-hari ini bisa dijadikan referensi untuk tugas sekolah. Antonim sendiri merupakan salah satu materi dasar pelajaran bahasa Indonesia.
Dalam semua bahasa di dunia, khususnya bahasa Indonesia seringkali kita temui adanya hubungan kemaknaan/relasi semantik antara suatu kata atau satuan bahasa lain dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi.
Hubungan kemaknaan itu bisa seperti persamaan kata (sinonim) dan lawan kata (antonim). Namun, yang akan dibahas kali ini adalah antonim.
Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), antonim merupakan kata yang maknanya berlawanan dengan kata lain. Secara sederhana antonim sering juga dijelaskan sebagai lawan kata.
Contohnya, kata buruk berantonim dengan kata baik, kata mati yang berantonim dengan kata hidup, kata guru berantonim dengan kata murid serta kata membeli yang berantonim dengan kata menjual.
Selain itu, antonim dibagi menjadi beberapa jenis sesuai fungsinya seperti penjelasan di bawah ini:
1. Antonim taksonomis
Antonim taksonomis berarti pertentangan makna yang bersifat mutlak. Misalnya, hidup dan mati. Ada batasan yang jelas dan tegas antara kata hidup dan mati.
2. Antonim kekutuban
Dalam antonim kekutuban, tidak selalu terdapat pertentangan yang mutlak. Antonim ini bersifat relatif atau bergadrasi. Hal ini karena karena batasan makna kata satu dan lainnya tidak dapat ditentukan dengan jelas dan tegas. Misal, besar dan kecil.
3. Antonim relasional
Ini mengandung lawan kata makna yang berhubungan pada relasi. Contoh; orangtua-anak, suami-istri.
4. Antonim hierarkis
Antonim Hierarkis berhubungan pada tingkatan kata antara satu dengan yang lain. Contoh, Januari-Februari.
Agar semakin paham, berikut ini adalah contoh kalimat berantonim dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dijadikan referensi, dikutip dari berbagai sumber, Jumat (27/10/2023).
1. Ibu membelikan adik sepatu baru karena sepatu lama adik sudah koyak.
2. Toni merupakan siswa kelas VII A yang tinggi, dan Rina adalah siswa yang pendek.
3. Seseorang yang mengenyam pendidikan, dapat mengubah pemikirannya dari bodoh menjadi pintar.
4. Abangnya sangat tinggi, sedangkan adiknya pendek.
5. Padahal buku tulis ini dulu tebal sekali, tapi sekarang jadi tipis karena dikoyak terus.
6. Anak itu sewaktu kecil sangat jelek, tapi sekarang ia menjadi sangat cantik.
7. Ibu membeli gilingan tradisional di pasar modern.
8. Aku bahkan tidak tahu mana uang yang asli atau palsu.
9. Jangan kamu sedih begitu, lebih baik kita senang-senang dengan kawan-kawan.
10. Jika memilih pasangan hidup, kita harus menerima baik buruknya ia.
11. Sungguh tidak adil pertandingan tinju ini, yang kuat melawan yang lemah.
12. Jangan kamu pilih kemasan yang itu karena boros, harusnya kamu pilih kemasan yang ekonomis.