JAKARTA, iNews.id – Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan keluarga besar MPR merasa berduka atas wafatnya KH Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah pada Minggu (2/2/2020) malam. Bamsoet pun menyampaikan pandangannya tentang sosok putra pahlawan nasional KH Wahid Hasyim itu.
“Almarhum tidak hanya dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang. Lebih dari itu, almarhum sudah menjadi tokoh panutan,” ungkap Bamsoet dalam siaran pers di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Menurut dia, Gus Sholah selalu berbicara dan bekerja demi persatuan dan kesatuan bangsa, demi terwujudnya persatuan umat beragama. Oleh karena itu, kata dia, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu, akan selalu dikenang sebagai negarawan yang gigih menjaga dan merawat persatuan bangsa.
Atas berpulangnya pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng itu, menurut dia yang merasa kehilangan tidak hanya keluarga besar NU, tetapi berbagai kalangan dan komunitas lainnya pun merasakannya, termasuk Partai Golkar. Bamsoet yang juga politikus Partai Golkar itu mengatakan, pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2004, Partai Golkar meminang Gus Sholah sebagai calon wakil presiden untuk disandingkan dengan calon presiden Wiranto.
Bambang mengingat, selama hidupnya, Gus Sholah menerima dan menampung keluh kesah dari beragam kalangan sehingga banyak komunitas menjadikan almarhum sebagai sosok pejuang martabat kemanusiaan. Berbagai persoalan bangsa, lanjut dia, juga disuarakan melalui sejumlah tulisan yang dipublikasikan, serta tak segan menyampaikan kritik yang konstruktif.
“Saya ikut merasakan kesedihan keluarga almarhum Gus Sholah dan keluarga besar nahdliyin. Dalam suasana duka ini, saya dan rekan di MPR melantunkan doa agar keluarga dan komunitas nahdliyin tabah serta merelakan kepergian almarhum Gus Sholah,” ucapnya.