JAKARTA, iNews.id – Empat sekretaris jenderal (sekjen) partai politik pendukung Prabowo Subianto malam ini mengadakan pertemuan di Jalan Kemang V, Jakarta Selatan. Mereka membahas sejumlah persoalan teknis terkait Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.
“Pembicaraan malam ini adalah hal teknis, misalnya deadline kapan, kemudian pendaftaran, soal cawapres mekanisme pembicaraan bagaimana,” ujar Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, saat ditemui di lokasi pertemuan, Rabu (1/8/2018) malam.
Dia mengatakan, selain hal-hal teknis terkait Pilpres 2019, platform visi dan misi pasangan capres-cawapres juga dibahas dalam rapat kali ini, termasuk agenda-agenda koalisi ke depan. Menurut Muzani, pertemuan malam ini sekaligus menindaklanjuti pertemuan para pimpinan parpol koalisi yang digelar di kediaman konglomerat Maher Algadri di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (31/7/2018) malam.
Muzani mengatakan, pertemuan malam ini belum lagi membicarakan sosok cawapres yang akan mendampingi Prabowo di Pilpres 2019. Dia menjelaskan, pembahasan cawapres kemungkinan dilakukan setelah PAN menggelar rapat kerja nasional (rakernas) pada 5-6 Agustus 2018, karena partai berlambang matahari itu baru bisa menentukan arah politiknya di Pilpres 2019 dalam forum rapat tersebut.
“PAN akan ambil keputusan tanggal 6 Agustus ini untuk keputusan calon presiden dan bagaimana wakil presidennya, tentu itu akan menjadi forum kewenangan rakernas. Lalu di PKS (keputusannya) ada di forum Majelis Syuro. Jadi ada mekanisme internal masing-masing partai yang sampai sekarang belum berlangsung,” tuturnya.
Muzani menegaskan, pertemuan malam ini juga tidak membahas soal bagi-bagi kekuasaan (power sharing). “Malam ini tidak membicarakan itu, forum sekjen tidak miliki mandat untuk itu, dan itu memang belum dibicarakan,” kata dia.
Para sekjen dari empat partai pendukung Prabowo malam ini sengaja menggelar pertemuan untuk membahas langkah-langkah strategis koalisi. Keempat sekjen parpol yang dijadwalkan hadir dalam pertemuan itu adalah Ahmad Muzani (Partai Gerindra), Mustafa Kamal (PKS), Eddy Soeparno (PAN), dan Hinca Panjaitan (Partai Demokrat).