JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengetahui dirinya di-bully gara-gara menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai 'petugas partai'. Padahal, dirinya pun seorang petugas partai.
"Waktu saya bilang Pak Jokowi petugas partai, waduh asyik banget saya di-bully. Ya saya siap ya terserahlah orang mau bully saya. Kader partai diberi tugas jadi petugas partai, Pak Jokowi juga begitu. Kok yang ngamuk bukan saya, orang lain, aduh kebangetan deh," ujarnya.
Curahan hati Mega itu disampaikan saat menugaskan I Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Bali untuk Pemilihan Kepala Daerah 2018 di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Sabtu (11/11/2017).
Mega tak peduli dengan cercaan tersebut. Menurut dia, siapapun kader PDIP yang diberi amanat bisa disebut sebagai petugas partai.
"Nah sekarang siap toh yang mau saya tugasi? Nanti kalau saya bilang petugas partai gitu, di-bully keras-keras. Tapi memang istilahnya petugas partai, saya ini petugas partai loh karena yang menugasi di PDIP adalah kongres partai," ujar Presden ke-5 RI itu.
Mega pun mengritik kebebasan berbicara di media sosial (medsos) yang seringkali kebablasan dan tidak bertanggung-jawab.
"Jadi seringkali sekarang ini adanya di medsos banyak orang ngomong. Sepertinya sekarang, dengan demokrasi yang ada, saya boleh mengatakan segala hal. Negatif, positif. Tapi tanpa tanggung jawab," kata dia.
Sebelumnya dalam acara itu PDIP menetapkan I Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Tjok Ace) sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Bali yang akan diusung pada Pilkada Serentak 2018 mendatang.