JAKARTA, iNews.id – Indonesia tercatat pernah beberapa kali mengalami kejadian serangan teroris. Namun demikian, negara ini ternyata tidak masuk dalam daftar 10 besar negara yang paling terdampak terorisme di dunia.
"Banyak negara Eropa dan Amerika Serikat lebih rentan terhadap serangan-serangan terorisme," ujar pengamat terorisme Sidney Jones yang juga pendiri sekaligus direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC), di Jakarta, Kamis (12/4/2018).
Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi publik bertajuk "Tantangan Terorisme dan Radikalisme di Indonesia dan Asia Tenggara" yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI). FPCI sendiri adalah organisasi nirlaba nonpolitis dan independen yang bergerak di bidang hubungan internasional.
Menurut Jones, kejadian terorisme di Indonesia hanya sebagian kecil dari serangan-serangan teroris di dunia. "Sebagian besar serangan (terorisme) yang telah dicoba malah berujung kegagalan," tuturnya.
Namun demikian, dia menilai kestabilan pemerintahan, penguatan hukum, demokrasi, toleransi, keterlibatan masyarakat, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di negeri ini tetap harus terus dijaga. Dengan cara itulah, menurutnya, terorisme dapat dicegah agar tidak tumbuh subur dalam negeri.
Menurut laporan Global Terrorism Index 2017, laporan yang diterbitkan setiap tahun oleh Institut Ekonomi dan Perdamaian (Institute for Economics and Peace/IEP), Indonesia menduduki peringkat ke-42 dari 50 negara yang paling terdampak terorisme.
Sementara 10 negara teratas yang paling terdampak terorisme adalah Irak, Afghanistan, Nigeria, Suriah, Pakistan, Yaman, Somalia, India, TurkI, dan Libya. Berdasarkan laporan tersebut, enam dari sepuluh negara yang paling terkena dampak itu terlibat dalam konflik internal, yang telah memfasilitasi dan menyebabkan peningkatan terorisme.
Dengan pengecualian India, masing-masing dari sepuluh negara memiliki satu kelompok teroris yang bertanggung jawab atas mayoritas kematian warga.
Beberapa negara, seperti Yaman, telah dipengaruhi oleh peristiwa yang menyebabkan munculnya kelompok-kelompok teroris. Di negara-negara lain, seperti Libya dan Suriah, terorisme tumbuh menyusul ketidakstabilan pemerintah. Sementara, di negara lain seperti Afghanistan dan Irak, terorisme justru dihasilkan dari invasi kekuatan asing (Barat).