JAKARTA, iNews.id - Ketua MPR periode 2019-2024 Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyebut melantik Presiden dan Wakil Presiden terpilih secara simbolik bukanlah tugas yang berat. Menurut dia, tugas yang terberat adalah memastikan MPR, DPR, DPD serta Pemerintah dapat bekerja sama menciptakan keadilan di masyarakat.
Dia mencontohkan, peristiwa sepekan lalu yang diwarnai aksi demonstrasi bersar-besaran mahasiswa di berbagai daerah termasuk di Jakarta. Peristiwa itu memperlihatkan adanya ketidakstabilan hubungan antara negara dengan masyarakat.
"Kejadian-kejadian tersebut mengetuk kita kembali untuk membuka ruang-ruang dialog yang mengedepankan persatuan dalam rangka mengurai ketegangan pascapemilu atau pun ketegangan yang terjadi baru-baru ini," kata Bamsoet di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/10/2019).
"Kami yakin, kerja gotong royong ini mudah dilakukan apabila kita mengedepankan rasa saling percaya, daripada persaingan dan rasa curiga di antara kita," ujar mantan ketua DPR ini.
Bamsoet berharap, MPR periode saat ini menjadi lembaga yang terbuka dan mampu menatap pekembangan baik nasional, maupun internasional. Tujuannya, menjadikan MPR sebagai lembaga yang komunikatif bagi para anggotanya, terutama dalam menyikapi kebutuhan amandemen Undang-undang Dasar 1945.
"Tentunya, pilihan atas itu harus mengedapankan pada rasionalitas dan konsekuensi. Serta yang paling penting tidak merusak tatanan kehidupan bernegara berdasarkan Pancasila sebagai sumber hukumnya," katanya.
Bamsoet meyakini tugas MPR 2019-2024 akan berjalan dengan baik. Apalagi, pimpinan MPR merupakan kumpulan tokoh-tokoh terbaik yang memiliki integritas, kapasitas, kapabilitas, dan leadership yang mumpuni, sehingga dapat menjalankan fungsi dan peran dengan baik.
"Pada kesempatan ini pula, kami memohon doa dan dukungan kepada para anggota Majelis agar kerja sama ini terjalin dalam semangat kekeluargaan dan gotong royong," ujar Bamsoet.