JAKARTA, iNews.id - Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia tengah menyusun mitigasi risiko dan skenario kedaruratan untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 H/2024 M. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief, menegaskan pentingnya persiapan skenario kedaruratan sejak awal, termasuk upaya mengefektifkan komunikasi dalam memitigasi semua potensi masalah.
"Kita perlu membangun akses dan relasi yang baik dengan tim Saudi, termasuk tim keamanan. Jika memungkinkan, menghadirkan tim Kementerian Haji dalam pelatihan petugas haji agar mereka bisa menjelaskan situasi dan kebijakan di Saudi," kata Hilman Latief dalam Rapat Koordinasi Penyusunan Program Haji Ramah Lansia dan Mitigasi Risiko Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H di Bekasi, Rabu (21/2/2024).
Hilman Latief juga menekankan pentingnya sinergi dan kesamaan persepsi antara tim Kemenag dan tim Saudi dalam melayani jemaah haji.
"Kita upayakan menggelar training bersama di Saudi dengan tim Saudi yang akan menangani Indonesia. Sehingga terbentuk kesamaan persepsi dalam melayani jemaah haji," katanya.
Pada kesempatan itu, Hilman Latief juga mengapresiasi implementasi layanan haji ramah lansia pada penyelenggaraan haji 1444 H/2023 M. Namun, ia meminta agar kualitas layanan tersebut terus ditingkatkan pada tahun 2024, terutama pada aspek program dan mitigasi risikonya.
Pada tahun 2023, sekitar 61.000 jemaah haji Indonesia berusia 65 tahun ke atas, atau sekitar 30 persen dari total kuota haji. Untuk meningkatkan layanan haji ramah lansia.
"Haji Ramah Lansia pada aspek layanan sudah cukup baik, tapi mohon diperkuat programnya. Kita perlu mematangkan program ini mulai dari sebelum jemaah berangkat, saat mereka di Arab Saudi, serta saat kepulangan," tuturnya.