JAKARTA, iNews.id - Latar belakang terbentuknya SAARC atau South Asian Association for Regional Cooperation akan dibahas di sini. SAARC menjadi salah satu bentuk kerja sama regional yang memadukan kepentingan negara-negara di Asia Selatan.
SAARC dibentuk pada 8 Desember 1985 dan organisasi ini memiliki latar belakang dan tujuan yang kuat, yang mencakup berbagai aspek kehidupan regional.
Artikel ini akan membahas secara mendalam latar belakang pembentukan SAARC beserta tujuan dan dampaknya terhadap kerja sama di Asia Selatan.
SAARC atau singkatan dari South Asian Association for Regional Cooperation adalah institusi regional yang didirikan sebagai respons terhadap keinginan negara-negara di Asia Selatan untuk menjalin kerja sama dalam semangat persaudaraan, kepercayaan dan saling pengertian.
Pembentukan SAARC terjadi pada pertemuan tujuh negara Asia Selatan yang terdiri dari Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka, yang digagas pertama kali pada bulan April 1981 di Kolombo.
Menurut buku "Keterkaitan Ekonomi dan Keamanan di Asia: Handbook Hubungan Internasional Asia" yang disusun Saadia M. Pekkanen, John Ravenhill, dan Rosemary Foot, pembentukan SAARC bertujuan untuk mempromosikan kesejahteraan, memperkuat rasa saling percaya antara negara-negara anggota, menjalin kerja sama aktif, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi,kemajuan sosial dan budaya di kawasan Asia Selatan.
Tujuan SAARC secara rinci tercantum dalam Piagam SAARC yang meliputi:
Mempromosikan Kesejahteraan :
SAARC berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Asia Selatan melalui berbagai bentuk kerja sama.
Memperkuat Saling Percaya :
Pembentukan SAARC juga bertujuan untuk membangun rasa saling percaya antara negara-negara anggota.
Jalinan Kerja Sama Aktif :
SAARC menjadi platform untuk menjalankan kerjasama aktif di berbagai sektor, termasuk ekonomi, sosial, dan budaya.
Pertumbuhan Ekonomi :
SAARC berusaha mempercepat dan memaksimalkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Selatan.
SAARC yang bermarkas di Kathmandu, Nepal, terdiri dari delapan negara anggota dan enam pengamat, negara-negara tersebut yaitu China, Jepang, Uni Eropa, Republik Korea, Amerika Serikat, dan Iran.
Organisasi ini telah meluncurkan dua inisiatif perdagangan yang bernama SAARC Preferential Trading Arrangement (SAPTA) dan South Asian Free Trade Area (SAFTA).
SAPTA merupakan perjanjian perdagangan preferensial Asia Selatan yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan intra-regional dengan memberikan preferensi tarif kepada negara-negara anggota. Sementara itu, SAFTA adalah perjanjian kawasan perdagangan bebas Asia Selatan yang lebih progresif, melibatkan penghapusan tarif untuk meningkatkan perdagangan di antara negara-negara anggota.
SAARC juga memiliki peran penting dalam menyelesaikan konflik regional di Asia Selatan. Salah satu konflik yang terus berlangsung adalah konflik Kashmir antara India dan Pakistan. SAARC, melalui tujuan awalnya untuk mempromosikan kerja sama aktif, berusaha menyelesaikan perselisihan ini.
Meskipun tantangan besar, SAARC terus berupaya menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan untuk mengakhiri ketegangan di wilayah tersebut.