Literasi Politik Dinilai Solusi Bangun Demokrasi Berkualitas

iNews
Nur Wijaya Kesuma
Diskusi publik dan bedah buku bertajuk, Literasi Politik: Dinamika Konsolidasi Demokrasi Indonesia Pascareformasi” di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta, Jumat (11/10/2019). (Foto: Istimewa).

JAKARTA, iNews.id - Pemilu dalam konsepsi demokrasi minimalis yang disampaikan oleh Schumpeterian merupakan arena yang mewadahi para aktor politik untuk meraih kekuasaan dengan membutuhkan partisipasi politik rakyat dalam menentukan pilihan. Kontestasi politik seperti Pilkada serentak 2015, 2017, 2018 dan yang paling terbaru Pemilu 2019 memunculkan fenomena politik identitas dan polarisasi di tengah masyarakat.

Anggota Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq mengatakan, merebaknya politik identitas dan polarisasi ini disebabkan oleh munculnya hoaks di tengah masyarakat. Politik identitas, kata dia hanya berlaku bagi orang-orang yang kurang literasi.

“Literasi politik mutlak dibutuhkan masyarakat untuk menangkal serbuan hoaks yang merajalela,” ujar Maman di acara diskusi publik dan bedah buku bertajuk, Literasi Politik: Dinamika Konsolidasi Demokrasi Indonesia Pascareformasi” di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Pada kesempatan yang sama, anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, kurangnya literasi tidak hanya berdampak pada pemilu saja. “Mahasiswa yang memprotes RKUHP dan UU KPK beberapa waktu lalu tidak membaca secara utuh RUU yang diprotes,” katanya.

Analis Komunikasi Politik UIN Jakarta Gun Gun Heryanto menilai, fenomena politik saat ini cenderung memasuki era post-truth dan harus dihentikan dengan menguatkan literasi politik bagi masyarakat. Salah satu caranya dengan meningkatkan pendidikan politik berkelanjutan.

Misalnya, dengan memberikan literasi politik di berbagai komunitas dan daerah. Literasi politik bukan semata tentang pengetahuan, melainkan tentang keterampilan dalam mengakses, mengkomparasikan, dan mengomunikasikannya kepada orang lain.

“Literasi politik menjadi solusi untuk membangun demokrasi yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi bonus demografi di mana terjadi migrasi anak-anak muda yang akan naik ke panggung politik,” katanya.

Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait
Nasional
7 jam lalu

Golkar: Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Bentuk Penghormatan atas Jasa Besarnya

Nasional
4 hari lalu

Canda Bahlil ke Airlangga: Ini Ketum Golkar Senior, Kalau Gak Hormat Bahaya Saya

Nasional
6 hari lalu

Respons Cak Imin usai Gubernur Riau Abdul Wahid Kena OTT KPK

Nasional
7 hari lalu

Fraksi Golkar DPR Bertemu Ariel Noah hingga Armand Maulana, Bahas Royalti Musik

Nasional
7 hari lalu

Golkar Usulkan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Bahlil Ungkap Alasannya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal