JAKARTA, iNews.id - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mohammad Mahfud MD bertatap muka melalui video conference dengan mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok. Dalam kesempatan tersebut, Mahfud mengajak mahasiswa dan pelajar di Tiongkok ngaji bareng soal pentingnya Pancasila di era milenial.
Kegiatan video conference tersebut diikuti puluhan mahasiswa PPI di sejumlah kota di Tiongkok. Mahfud MD membuka paparannya tentang sejarah lahirnya Pancasila dari mulai BPUPKI, Piagam Jakarta hingga Pancasila yang seperti saat ini.
Para pendiri bangsa ini telah menyepakati Pancasila adalah ideologi final lewat diskusi panjang para pendiri bangsa. “Konsep negara kita ini bukan negara agama tetapi negara berke-Tuhanan. Semua founding father menyepakati ini,” kata Mahfud sambil menunggu buka puasa di Kantornya, MMD Initiative, Jalan Kramat VI, Jakarta Pusat, Sabtu (9/6/2018).
Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyatakan, Pancasila merupakan ideologi luar biasa yang mampu mempersatukan Bangsa Indonesia dari sekat-sekat primordial. Pancasila bisa mempersatukan 1.340 suku bangsa, 736 bahasa daerah, dan enam agama.
Mahfud berpesan kepada pelajar di Tiongkok untuk mengamalkan Pancasila di era milenial seperti sekarang ini. “Generasi muda saat ini harus merefleksikan Pancasila dalam kehidupan bersosialisasi mereka sehari-hari untuk mencegah perpecahan dan radikalisme. Dengan cinta tanah air, hubbul watan. Ini bagian dari iman, syukuri karena kita mempunyai bangsa. Bangsa ini harus dicintai dan dirawat bersama-sama,” ucapnya.
Di sesi tanya jawab, salah satu mahasiswa bertanya tentang peran Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Mahfud menjawab, Badan ini dibentuk sebagai pelaksana pedoman ideologi negara. Yakni membuat dan merumuskan kebijakan yang akan diberikan kepada pemerintah dan kemudian disalurkan kepada departemen dan kementerian.
Selain perumusan kebijakan, BPIP setelah diperluas wewenangnya, diberi tugas eksekutif yakni halaqoh ke lapangan. Seperti ke Pesantren, Kadin, TNI dan organisasi masyarakat dan lembaga lainnya. “Dulu zaman P4 rumusannya selalu sama. Sekarang ini berbeda, sekarang bersadarkan aktualitas yang ada. Selalu bersifat baru, tidak baku. Kami ke pesantren berdiskusi pandangan pesantren soal negara, ke Kadin bagaimana Pancasila bicara soal ekenomi, ke TNI pancasila bicara Pancasila soal pertahanan dan sebagainya,” ucapnya.
Sebagai pamungkas, Mahfud mengingatkan kembali mahasiswa untuk mengamalkan Pancasila sesuai dengan sila-sila yang ada. “Mari jaga persatuan kita. Tunjukkan jati diri kita yang punya sifat kepancasilaan, selalu tawadhu, bertakwa, berkemanusiaan, bermusyawarah, teguh bersatu jaga NKRI dan jaga nama bangsa di negeri orang,” pesannya.
Ketua PPI Tiongkok Fadlan Muzaki menyatakan, pelajar Indonesia di Tiongkok berkomitmen berpegang teguh pada Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Dengan diskusi ini, pelajar Indonesia di Tiongkok membuktikan bahwa mereka tetap berpegang teguh kepada ideologi bangsa di manapun mereka berada.
Diskusi bersama Mahfud MD ini juga sebagai bukti bahwa mereka masih peduli terhadap pengamalan nilai-nilai pancasila sesuai perkembangan zaman. Keterbatasan jarak tidak membuat PPI berdiam diri untuk menambah wawasan dan juga ilmu pengetahuan mengenai Pancasila.
“Dengan diskusi online seperti ini, kami yang berada di Tiongkok juga tetap menggali nilai-nilai pancasila. Diskusi ini juga dapat dipandang sebagai counter issue yang menyatakan bahwa pelajar Indonesia di Tiongkok diharuskan belajar ideologi tertentu,” ucapnya.