JAKARTA, iNews.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menghadiri pertemuan para menteri luar negeri G20 yang diselenggarakan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York. Dalam pidatonya, Retno menyoroti situasi kemanusiaan di Palestina, khususnya genosida di Gaza dan meningkatnya keterangan di Timur Tengah.
Retno di depan para Menlu G20 menyampaikan kekhawatirannya terhadap tanda-tanda kegagalan multilateralisme yang semakin terlihat, termasuk perpecahan tata kelola global, menurunnya kepercayaan antarnegara, dan ketidakmampuan sistem internasional dalam merespons tantangan-tantangan baru.
“Kegagalan multilateralisme akan berdampak signifikan dan berpotensi membawa dunia menuju masa di mana kekuatan mendominasi keadilan,” ujar Retno dikutip dari laman resmi Kemlu, Kamis (26/9/2024).
Lebih lanjut, Retno menyoroti situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Palestina sebagai contoh nyata rapuhnya sistem multilateral saat ini.
Genosida di Gaza dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, menurut Retno, menjadi pengingat akan urgensi penegakan hukum internasional dan penghormatan terhadap hak asasi manusia secara konsisten dan tanpa standar ganda.
“Kita tidak boleh biarkan apa yang terjadi di Ukraina, di Gaza, di Tepi Barat dan di Lebanon menjadi norma (internasional) baru," ujar Retno.
Meski demikian, Retno tetap optimistis bahwa multilateralisme masih bisa diperbaiki.
“Peran G20 strategis untuk mengembalikan kepercayaan terhadap sistem multilateral dan memperkuat tata kelola global yang inklusif dan adil”, kata Retno.
Selanjutnya: Menlu Retno Ingatkan Tantangan Keamanan Siber