DEPOK, iNews.id - Dalam proses negosiasi di tengah ketegangan akibat kerusuhan, tim negosiator Polri meminta seorang perempuan bersama bayinya dipindahkan ke blok yang aman di Rutan Mako Brimob. Saat itu, kondisi di dalam masih panas dan sangat mengerikan.
Bayi mungil tersebut merupakan anak dari tahanan perempuan. Namun, dia lebih memilih bertahan dalam rutan bersama bayinya. "Ini kan secara kemanusiaan harusnya kan perempuan kita minta keluar, tapi mereka tidak mau, memaksa (untuk tetap) di dalam," ujar Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Kelapa Dua, Kamis (10/5/2018) dini hari.
Tim negosiator Polri, kata Setyo, telah berupaya membujuk perempuan itu. Namun, ia tetap bertahan. Jenderal bintang dua itu mengatakan, bayi tersebut belum lama ini dilahirkan oleh tahanan perempuan di rumah sakit. Bayi tersebut dirawat di rutan. "Ya dia di tahanan," kata Setyo.
Polisi terus melakukan pendekatan persuasif agar para napi teroris menyerahkan senjata yang mereka kuasai. Dalam proses negosiasi, Polri sudah berhasil membebaskan anggota Densus 88 Bripka Iwan Sarjana yang sempat disandera. Namun, negosiasi tetap dilanjutkan untuk kepentingan lain. "(Situasi) kondusif tapi negosiasi masih dilakukan karena senjata masih di dalam," kata Setyo.
Berbagai hal masih dilakukan dengan kelompok narapidana teroris itu, namun Setyo enggan membeberkan secara rinci dengan alasan teretntu. Terkait masih ada atau tidak korban sandera, Setyo belum memberikan penjelasan lantaran proses negosiasi masih berjalan.