Jakarta, iNews.id – Sampai Juni 2017, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah merealisasikan bantuan internet kepada 658 sekolah di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. Jumlah 122 kabupaten dari 24 provinsi di Indonesia, terdapat 35.478 sekolah jenjang SD, SMP, SMA, SMK, dan sebanyak 12.988 (36,60 persen) sekolah di daerah terdepan, terluar, tertinggal belum memiliki koneksi internet sendiri, atau sudah sekitar 63,40 persen sekolah di daerah tersebut sudah terkoneksi internet.
Kepala Pustekkom Kemendikbud, Gogot Suharwoto merinci sekolah tersebut, 28 sekolah di Provinsi Aceh, 1 di Provinsi Bali, 7 di Provinsi Banten, 13 di Provinsi Bengkulu, 16 di Provinsi Gorontalo, dan 2 di Provinsi Jambi. Selanjutnya 5 di Provinsi Jawa Barat, 1 di Provinsi Jawa Tengah, 14 di Provinsi Jawa Timur, 34 di Provinsi Kalimantan Barat, 5 di Provinsi Kalimantan Selatan, 6 di Provinsi Kalimantan Timur, 8 di Provinsi Kalimantan Utara.
“Kemendikbud memberikan usulan dan implementasi program Universal Service Obligation (USO), sampai bulan Juni 2017 sebanyak 658 sekolah sudah terimplementasi bantuan program internet,” ujar Gogot di Kemendikbud, Rabu (8/11/2017).
Dia menambahkan, sekolah lainnya adalah 6 sekolah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terimplementasi program USO, 13 di Kepulauan Riau, 11 di Provinsi Lampung, dan 83 di Provinsi Maluku, 47 di Provinsi Maluku Utara, dan 54 di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Lanjutnya 80 di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), 42 di Provinsi Papua, 23 di Provinsi Papua Barat, 12 di Provinsi Riau, 18 di Provinsi Sulawesi Barat, 10 di Provinsi Sulawesi Selatan, 25 di Provinsi Sulawesi Tengah, 5 di Provinsi Sulawesi Utara, dan 19 di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sekolah berikutnya adalah di 17 di Provinsi Sumatera Barat, 18 di Provinsi Sumatera Selatan, 28 di Provinsi Sumatera Utara, dan 2 di Provinsi DI Yogyakarta. Sebelumnya pada tahun 2015 sebanyak 67 sekolah, dan pada tahun 2016 sebanyak 111 sekolah mendapatkan pelatihan dan pengembangan TIK.
Sedangkan pada tahun 2017 ini, sudah 164 sekolah diberikan pendidikan dan pelatihan kepada guru atau pengelola TIK dalam pengembangan TIK. "Kita prioritaskan yang sudah punya listrik. Guru di sana diharapkan bisa mengoptimalkan untuk membuatnya sebagai media-media pembelajaran," terangnya.